Medan (ANTARA News) - Sosiolog dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara Ansari Yamamah mengatakan bahwa umat Islam di tanah air layak mengikuti imbauan untuk mudik bersama dalam kegiatan Lebaran.

"Imbauan itu sangat baik. Jadi, sangat layak diikuti," katanya di Medan, Selasa.

Ansari mengatakan, mudik Lebaran merupakan tradisi masyarakat Indonesia yang tidak hanya bernuansa budaya, tetapi juga memiliki nilai spritual.

Selain untuk berkumpul dengan keluarga dalam merayakan Lebaran, mudik juga bentuk pengisian muatan kearifan lokal yang ada di kampung masing-masing.

Namun sayangnya, tidak sedikit warga yang melupakan unsur keselamatan ketika akan mudik karena ingin cepat sampai di kampung halaman.

Kondisi itu dapat dilihat dari data dan informasi yang disampaikan pihak kepolisian mengenai jumlah warga yang tewas ketika mudik.

Karena itu, imbauan pemerintah agar diadakannya mudik bersama untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan layak diikuti.

Namun sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pelayanan masyarakat, pemerintah juga diharapkan dapat menyiapkan sarana dan prasana yang memadai dalam transportasi mudik.

"Itu bentuk `service` (pelayanan) pemerintah kepada rakyat," katanya.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho juga mengeluarkan imbauan agar perusahaan di daerah itu untuk dapat memfasilitasi karyawan dan warga lainnya guna mudik bersama dalam Lebaran 1432 Hijriyah.

"Mungkin bisa lewat realisasi dana tanggung jawab sosial perusahaan (coorporate social responsibility/CSR)," katanya.

Jika biayanya dianggap terlalu memberatkan jika harus ditanggung secara keseluruhan melalui dana CSR, mungkin masyarakat bersedia jika dipungut biaya sedikit.

"Kalau tidak bisa semua, mungkin `fifty-fifty`, pasti masyarakat merasa terbantu," kata Gatot.

Menurut dia, penyediaan fasilitas untuk mudik bersama itu diyakini memberikan banyak manfaat karena dapat memperkuat ikatan bathin antara perusahaan dan karyawannya.

Kemudian, dengan mudik bersama yang terkoordinir dengan baik seperti itu, pengaturan lalu lintasnya juga lebih mudah.

"Itu bisa mengurangi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan di jalan," katanya.

Menurut catatan, data yang dikeluarkan pihak kepolisian, tercatat 1.544 kasus kecelakaan lalu lintas pada mudik Lebaran 2009 dengan korban tewas sebanyak 735 orang, luka berat 976, dan luka ringan 567.

Pada arus mudik Lebaran 2008, jumlah korban tewas lebih banyak yakni 865 orang dari 1.149 kasus kecelakaan lalu lintas.

(I023/M034)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011