Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) pada level 6,75 persen meski ada ruang untuk penurunan karena lebarnya rentang bunga dengan indeks inflasi.
Kepala Analis PT First Asia Capital Ifan Kurniawan di Jakarta Selasa mengatakan, apabila BI Rate diturunkan kemungkinan arus modal asing akan keluar dari pasar domestik.
Kebijakan menurunkan suku bunga bisa memicu modal asing keluar karena kebijakan itu tidak sejalan dengan bank-bank sentral di negara-negara Asia seperti China dan India yang telah menaikkan suku bunga acuannya.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI hari ini diperkirakan akan mempertahankan BI Rate pada level 6,75 persen dengan pertimbangan dana asing masih membanjiri pasar domestik.
Ditanya bagaimana kalau BI Rate dinaikkan, ia mengatakan, BI akan menaikkan BI Rate paling banyak 25 basis poin, namun hal itu kemungkinan belum akan terjadi.
Hal ini disebabkan adanya tekanan global yang makin besar yang mendorong negara industri maju dan berkembang melakukan kerja sama, katanya.
Ia mengatakan, fundamental ekonomi makro Indonesia yang makin baik merupakan faktor utama yang memberikan kepercayaan investor asing untuk tetap bermain di pasar domestik.
Pelaku asing saat ini keluar dari pasar domestik terutama di pasar saham dan pasar uang, karena krisis global yang makin mengkhawatirkan, katanya.
Namun keluarnya pelaku asing diperkirakan tidak akan lama karena potensi pasar Indonesia yang masih menarik merupakan daya tarik asing untuk kembali bermain di pasar Indonesia.
"Kami optimis pelaku asing akan kembali bermain di pasar domestik dan menempatkan dananya di pasar saham dan pasar uang maupun obligasi yang beberapa waktu lalu ditariknya," ucapnya.
Sementara itu, ekonom PT BNI Tbk, Ryan Kiryanto memperkirakan BI Rate masih berada pada posisi 6,75 persen belum beranjak dari posisi.
Stabilnya bunga BI Rate itu, karena proyeksi inflasi hingga akhir tahun ini masih terkendali di bawah angka 5,5 persen, ucapnya.
BI pada Januari 2011 menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin dari 6,50 persen menjadi 6,75 persen.
(H-CS/S004)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011