Surabaya (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memilih untuk fokus menjalankan sisa masa pemerintahan hingga akhir masa jabatannya daripada memikirkan komentar dari lawan-lawan politiknya.
Hal itu dikemukakan oleh Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng di Surabaya, Selasa petang, saat mendampingi Presiden melakukan kunjungan kerja ke kota itu.
"Tahun 2004 Pak Taufik Kiemas juga pernah bilang SBY seperti jenderal yang kekanak-kanakan, sekarang Ibu Mega mengatakan seperti permainan yoyo. Jurus-jurus seperti ini tahun 2004 tidak laku, sekarang juga tidak," katanya.
Namun, ia melanjutkan, memang ada hal-hal yang naik dan turun sebagaimana permainan yoyo dalam empat tahun masa pemerintahan Presiden Yudhoyono.
Dia mencontohkan, hal-hal yang dinilai naik antara lain anggaran pendidikan, pendapatan per kapita, produksi beras, dan cadangan devisa sedangkan yang turun diantaranya harga bahan bakar minyak, tarif listrik, tarif angkutan umum, angka pengangguran dan rasio utang luar negeri.
"Kalau ada yang turun seperti itu hendaknya jangan marah," katanya.
Andi menjelaskan pula bahwa keputusan pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak hingga tiga kali semata diambil untuk kepentingan rakyat.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri menyatakan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menilai pemerintah masih mempermainkan rakyat dengan tawaran yang kelihatannya indah.
"Pemerintah telah menjadikan rakyat seperti permainan anak-anak yaitu yoyo yang terlempar ke sana ke mari. Kelihatannya indah, tetapi pada dasarnya membuat rakyat tak menentu hidupnya," ujar Megawati dalam pengarahannya pada pembukaan Rakernas IV PDI-P di Solo, Jawa Tengah.
Menurut dia, pemerintah juga gagal mengendalikan harga barang pokok kebutuhan rakyat (sembako) dan kebijakan penurunan harga bahan bakar minyak merupakan kebijakan setengah hati yang hanya dilakukan untuk menarik simpati publik, bukan untuk meningkatkan daya beli dan kesejahteraan rakyat.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009