Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaksanakan pembenahan dalam manajemen kebencanaan kebumian.
Presiden mengemukakan hal itu sebagaimana disampaikan Dr Surono, Kepala PVMBG, dalam keterangan tertulisnya usai melaporkan kondisi darurat kegunung- apian, di Jakarta, Senin, menyusul meningkatnya 16 gunung berapi dalam status Waspada dan dua gunung berapi dalam kondisi Siaga.
Presiden SBY juga meminta agar sebelum tahun 2014 nanti, secara kelembagaan penyelesaian krisis dan penanganan gunung api harus sudah terselesaikan.
Dalam paparannya di hadapan Presiden SBY itu, menurut doktor lulusan Prancis yang akrab dipanggil "Mbah Rono" ini, secara khusus memberi perhatian pada perkembangan Gunung Papandayan.
"Presiden SBY mengamanatkan kepada saya, untuk menghargai satu nyawa sekalipun, itu warga negara yang harus dilindungi," katanya.
Terkait pertemuan Presiden dengan Surono, Andi Arief, Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam yang ikut mendampingi, menyampaikan akan segera menginventarisir masalah-masalah penanganan pengelolaan kegunung-apian.
"Diantaranya diperlukan pekerjaan monitoring gunung api disatu sisi, dan kerja penelitian disisi lain, tetapi secara kuantitas memang secara rasio harus mumpuni," jelasnya.
Andi mengatakan, kemampuan pemrintah dalam penanganan Kegunung-apian masih sebatas lima gunung api dalam status awas, sedangkan jika kejadian lebih dari itu, bagaiman?, tanya Andi.
"Dalam kondisi kedaruratan semacam ini, kita harus bergotong royong mendorong kerjasama diantara lembaga-lembaga yang ada, sekapasitas seperti LIPI, BPPT, BMKG, DKP, Great Crater ITB, UGM, ITS," katanya.
Menurut Andi, di lembaga-lembaga tersebut, sementara ini yang punya cukup banyak data-data pengukuran di lapangan untuk mempertajam analisis pemetaan resiko bencana.
Disamping itu, ada isu yang juga pokok, dimana peran PVMBG untuk memonitor 127 gunung api perlu didukung anggaran yang lebih besar.
"Penggantian peralatan yang rusak akibat landaan awan panas dan batu-batu erupsi, peningkatan kemampuan SDM di lapangan yang sebagian besar masih lulusan SMA, harus menjadi perhatian kita," ungkapnya.
Andi mencontohkan, pentingnya pengadaan peralatan akuisisi data LIDAR, IFSAR di BPPT/Bakosurtanal dan Laser Scanner 3D di LIPI/Diknas SEPUR.
Selain itu, pengadaan data geologi, IFSAR, interferometri, Laser Scanner 3D untuk pemetaan resiko longsor lahar dingin gunung api.
"Jika kita bisa melakukan itu semua, secara gradual problem-problem kebumian bisa selesai, dan Presiden SBY mengharapkan bahwa Indonesia akan menjadi pusat riset Kebumian dunia segera akan terwujud," demikian Andi Arief.(*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011