...jumlah peserta yang mengikuti ngaji internet rata-rata sekitar 200-300 orang setiap harinya. Mereka ini berasal dari beragam profesi dan kalangan,"
Surabaya (ANTARA News) - Areal teras Masjid Al Akbar di kawasan Pagesangan, Kota Surabaya, dalam sepekan awal Ramadhan 1432 Hijriah tampak lebih ramai dibanding hari biasanya.
Puluhan umat Muslim dari berbagai kalangan berkumpul di teras masjid untuk mengikuti kegiatan mengaji, sekaligus mengisi waktu menunggu berbuka puasa.
Namun, acara mengaji kali ini berbeda dari yang ada di masjid-masjid lain, karena dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas akses internet.
Peserta tidak perlu harus membuka kitab suci Al Quran atau buku agama, tapi cukup menggunakan laptop atau perangkat telepon pintar (smartphone) maupun gadget lainnya yang punya fasilitas internetan.
Program ngaji internet telah menjadi agenda rutin Masjid Al Akbar Surabaya sejak dua tahun terakhir, khususnya di bulan Ramadhan.
Kegiatan dilaksanakan setiap hari pada pukul 13.00-15.00 WIB dengan mendatangkan sejumlah ustadz sebagai pengasuh, salah satunya Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim KH Abdussomad Bukhori.
Dalam mengaji internet, pengelola Masjid Al Akbar bekerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) selaku penyedia jaringan internet, plus 20 unit laptop pendukung.
"Peminat program mengaji internet cukup banyak dan berasal dari berbagai kalangan. Dari pengalaman tahun lalu, kami kemudian menggelar lagi tahun ini," kata Direktur Masjid Al Akbar, Endro Siswantoro
Menurut ia, berbagai topik aktual tentang keislaman bisa dibahas dalam kegiatan mengaji internet tersebut. Peserta tinggal membuka laman tertentu untuk menanyakan masalah itu kepada pengasuh pengajian.
Misalnya kajian Negara Islam Indonesia (NII) yang menjadi salah satu topik menarik, ketika pengajian internet diasuh Ketua MUI Jatim KH Abdussomad Bukhori beberapa hari lalu.
"Masih banyak topik keislaman lain yang bisa disampaikan lewat kegiatan ini. Program ngaji internet dapat membantu masyarakat untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan, sekaligus lebih memahami masalah keislaman," ujar Endro.
Masjid Al Akbar Surabaya adalah satu-satunya masjid di Jawa Timur yang mengadakan program ngaji internet dengan difasilitasi Telkom.
Menurut General Manager Commerce Divisi Consumer Service Telkom Area Jatim, Joko Rahardjo, program ini merupakan kelanjutan dari program tahun 2010 yang mendapat respons cukup besar dari masyarakat.
"Berdasarkan pengalaman tahun lalu, jumlah peserta yang mengikuti ngaji internet rata-rata sekitar 200-300 orang setiap harinya. Mereka ini berasal dari beragam profesi dan kalangan," ujarnya.
Seperti halnya tahun lalu, Joko menambahkan pihaknya menyediakan sebanyak 20 unit laptop yang terkoneksi dengan internet wifi, untuk dimanfaatkan peserta ngaji internet.
"Kalau ada peserta yang tidak kebagian laptop, masih tetap bisa mengikuti kegiatan dengan menggunakan perangkat sendiri, seperti ponsel pintar atau gadget lainnya, karena ada koneksi wifi yang kami siapkan," tambahnya.
Melalui jaringan internet, peserta bisa mencari berbagai informasi soal keislaman, seperti ayat-ayat Al Quran beserta tafsirnya, hadis nabi dan pendapat-pendapat ulama terkemuka dari penjuru dunia.
Joko Rahardjo menambahkan, program ini juga menjadi salah satu misi Telkom untuk mengedukasi masyarakat terkait pemanfaatan internet secara sehat.
Perkembangan teknologi informasi yang sudah sedemikian cepat dalam beberapa tahun terakhir, membawa dampak yang sangat besar pada kehidupan sosial di masyarakat.
Hanya dengan sekali klik di internet atau melalui perangkat telepon pintar, seperti blackberry dan android, masyarakat sudah bisa mengakses informasi dari berbagai belahan dunia.
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH Mutawakkil Alallah, mengemukakan bahwa kemajuan teknologi informasi yang begitu cepat, sangat sulit untuk dibendung.
Akan tetapi, untuk mengantisipasi berbagai dampak yang tidak diinginkan, masyarakat harus memiliki sikap bijaksana dalam menyikapinya.
"Di antara sekian banyak informasi dan budaya barat yang ada di internet, pasti masih ada yang baik dan sesuai dengan kultur masyarakat Indonesia," ujarnya saat peluncuran program "Flexi Aswaja" belum lama ini.
Menurut ia, kultur keislaman yang sangat kuat di masyarakat Indonesia, bisa menjadi salah satu alternatif bagi penyedia konten atau aplikasi internet untuk dikembangkan.
(D010/Z002)
Pewarta: Didik Kusbiantoro
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011