"Semua sudah sepakat bahwa mengatasi pandemi ini tidak bisa sendiri-sendiri, butuh keterlibatan seluruh komponen masyarakat," ujar Agus dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Agus mengatakan beberapa pekan terakhir terjadi peningkatan angka terkonfirmasi positif, termasuk kematian. Kendati angka kematian akhir-akhir ini tak tinggi seperti saat periode Juli hingga Agustus 2021, namun kondisi tersebut bukan menjadi sesuatu yang patut disepelekan.
"Mari kita melihat angka statistik ini bukan sekadar angka-angka, tapi ini adalah nyawa manusia, saudara-saudara kita," kata dia.
Agus menyebut bahwa kasus varian omicron yang menurut beberapa ahli disebut sebagai gelombang 3, bangsa Indonesia jangan sampai kembali kesulitan dalam menghadapinya seperti saat varian delta dulu.
Di sisi lain, kata dia, meski informasi tentang COVID-19 sudah tersebar luas pada publik, akan tetapi masih ada yang menanyakan atau mungkin bahkan masih tidak percaya dengan adanya COVID-19. Maka dari itu, tugas edukasi, literasi dan informasi tentang COVID-19 tetap diperlukan.
"Literasi tentang COVID-19 ini masih penting untuk terus kita jelaskan, sampai pada komponen terkecil di masyarakat, sampai pada (tingkat) keluarga," kata dia.
Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat, kata dia, memiliki posisi penting dalam menghentikan dan melepaskan bangsa Indonesia dari pandemi COVID-19. Diseminasi informasi tentang pencegahan COVID-19 di keluarga penting, sebab berpengaruh dalam pembentukan watak manusia.
"Dalam keluarga itu bisa terjadi proses munculnya penyakit, juga bisa terjadi pencegahan penyakit, kadang juga terjadi proses pengabaian sebuah penyakit. Tapi di situ juga bisa terjadi proses perbaikan dan saling mempengaruhi anggota keluarga untuk meningkatkan derajat kesehatan," kata dia.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022