Julian di Kantor Kepresidenan di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa penangkapan Nazaruddin telah membantah spekulasi yang berkembang selama ini bahwa kepolisian maupun Komisi Pemberantasana Korupsi (KPK) tidak bekerja serius untuk menemukan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat tersebut.
"Kita harus apresiasi kerja keras Polri. Artinya, ini kan membantah spekulasi di masyarakat bahwa selama ini kelihatan tidak serius selama ini," ujarnya.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menurut Julian, pada Senin pagi dilaporkan langsung oleh Menko Polhukam Djoko Suyanto dan Kapolri Jend Pol Timur Pradopo mengenai penangkapan Nazaruddin tersebut.
Penangkapan Nazaruddin oleh interpol di Cartagena, kota kecil sebelah barat Kolombia yang berjarak lebih dari 600 kilometer dari ibukota Bogota itu, diinformasikan melalui Duta Besar Indonesia untuk Kolombia Michael Manufandu yang mendapatkan pemberitahuan dari interpol.
Berdasarkan hasil penyelidikan awal, menurut Menko Polhukam Djoko Suyanto, orang yang ditangkap saat akan meninggalkan Kolombia itu identik dengan Nazaruddin.
Orang tersebut menggunakan identitas palsu dan memegang paspor atas nama M Sjharuddin.
Tim terdiri atas keimigrasian, kepolisian, dan kementerian luar negeri segera berangkat secepat mungkin ke Kolombia.
Djoko mengatakan Presiden Yudhoyono berpesan agar keamanan Nazaruddin dijaga seketat mungkin dan agar segera menjalani proses hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Oleh KPK, Nazaruddin telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penyuapan pembangunan wisma atlet SEA Games di Sumatera Selatan.
(D013/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011