Jakarta (ANTARA) - Manajemen RSUP Persahabatan meminta masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan di setiap aktivitas, sebagai upaya untuk mencegah penularan COVID-19.

"Vaksinasi, melakukan protokol kesehatan yang ketat, itu salah satu upaya pencegahan primer. Namun apakah itu dapat menjamin 100 persen? Tidak juga," ujar Direktur Utama RSUP Persahabatan Agus Dwi Susanto dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.

Ia menambahkan, efektivitas vaksinasi juga tidak 100 persen, namun dalam konsep pencegahan, maka vaksinasi memiliki efektivitas yang cukup tinggi.

"Kita melakukan vaksinasi, kemudian melakukan protokol kesehatan, dan menghindari kerumunan, maka efektivitasnya akan tinggi. Oleh karena itu, kombinasi kegiatan tersebut harus betul-betul diterapkan," ucapnya.

Dalam kesempatan sama, dokter spesialis paru dan Ketua Divisi Infeksi RSUP Persahabatan Fathiyah Isbaniah meminta masyarakat agar mengurangi aktivitas di luar rumah di tengah meningkatnya jumlah kasus COVID-19 akibat varian omicron di Indonesia.

"Walaupun sudah divaksin, kita tidak tahu sebetulnya derajat imunitas kita atau kekebalan tubuh kita terhadap virus seperti apa," ujarnya.

Menurutnya, peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia saat ini belum mencapai puncaknya, maka itu masyarakat harus tetap waspada.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan jumlah kasus positif COVID-19 harian di enam provinsi sudah melampaui kasus harian ketika puncak penularan yang didominasi varian delta pada tahun lalu.

"Ada enam provinsi yang sudah melampaui kasus delta dan 37 kabupaten kota yang juga sudah melampaui puncak delta, yakni DKI Jakarta, Banten, Jabar, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Papua," ujar Menkes.

Ia memprediksi akan terjadi pergeseran kenaikan kasus setelah enam provinsi itu melandai.

"DKI kemungkinan besar kami mengamati bahwa minggu ini akan sampai puncaknya dan akan mulai bergerak turun. Banten, Jabar, Bali ini sudah mendekati puncak dan baru nanti akan bergeser ke provinsi-provinsi, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta dan di luar Jawa," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022