Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mulai Juni akan melakukan sensus ekonomi untuk melihat perkembangan selama 10 tahun terakhir.
"Ini merupakan sensus ekonomi pertama sejak sensus pada 1996. Pelaksanaannya dimulai Juni dan hasil rincinya selesai akhir 2006," kata Ketua BPS Choiril Maksum di sela-sela rapimnas BPS di Jakarta, Rabu.
Dikatakannya, hasil sementara sensus ini akan disampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai bahan pidato nota keuangan di DPR RI pada 16 Agustus mendatang.
"Pada akhir Juli angka agregat sudah bisa diberikan. Hasil lebih rinci pada akhir 2006. Dan akan kita lanjutkan pada 2007 untuk melakukan pendalaman sensus di sektor UMKM," katanya.
Ia mengatakan, sensus ini akan mencakup semua sektor ekonomi kecuali pertanian yang sudah dilakukan pada 2003.
Sektor yang tercakup yakni pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas, air, konstruksi, perdagangan, hotel, restoran, angkutan, komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, jasa sosial, hiburan dan perorangan.
Untuk pendataan ini, akan melibatkan 243 ribu petugas lapangan, yang kebanyakan berasal dari masyarakat.
Choiril juga meminta agar perusahaan-perusahaan besar tidak mencurigai kehadiran petugas-petugas sensus, karena khawatir bahwa data yang mereka berikan akan dipakai untuk data pajak.
"Ini hanya akan dipakai untuk memotret kondisi ekonomi terakhir," katanya.
Sementara itu, Menko Perekonomian Boediono dalam kesempatan itu meminta agar sensus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk mendapatkan hasil yang paling tepat.
"Ini penting untuk melihat kondisi ekonomi yang terjadi akibat krisis dengan membandingkan potret sebelum dan sesudah krisis," katanya.
Selain itu, sensus ekonomi ini bisa menjadi
benchmark kuantitatif yang cermat untuk merumuskan atau menyesuaikan strategi ekonomi yang dilakukan paska krisis.
Agar pelaksanaannya berjalan baik, Menko meminta agar semua pihak terutama sektor usaha yang menjadi responden mendukungnya dengan memberikan data yang benar dan lengkap. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006