Jakarta (ANTARA News) - Ekspektasi positif pasar terhadap perekonomian Indonesia membuat nilai tukar rupiah terhindar dari koreksi mendalam terhadap dolar AS pada Senin sore dan hanya bergerak pada kisaran sempit.

"Mata uang rupiah bergerak masih melemah, namun dalam kisaran sempit karena pelemahannya tertahan oleh ekspektasi pertumbuhan ekonomi dalam negeri," kata analis Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin.

Kurs nilai rupiah pada Senin sore antarbank Jakarta melemah 13 poin terhadap dolar AS menjadi 8.523 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya senilai 8.510.

Ariston menambahkan, performa mata uang rupiah pada awal pekan ini masih mengalami tekanan, namun pelemahannya lebih cenderung akibat ambil untung.

Namun, lanjut dia, seiring dengan perekonomian Indonesia yang masih akan mencatatkan pertumbuhan sekitar 6,5 persen untuk tahun ini serta inflasi yang terjaga membuat mata uang rupiah masih mempunyai peluang penguatan yang lebar.

"Pelemahan rupiah saat ini hanya lebih disebabkan oleh `profit taking`, pelaku pasar lebih cenderung memegang dalam bentuk cash seraya memantau apakah Indonesia terbawa arus negatif AS atau tidak," ucapnya.

Ia mengatakan, meski ekonomi global sedang dalam posisi yang bergejolak, diperkirakan Indonesia tidak secara langsung terkena pengaruh sentimen negatif AS itu.

"Krisis AS maupun apa yang tengah terjadi dalam perekonomian global saat ini memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap perekonomian dalam negeri," kata dia.

Sementara, analis Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih menambahkan, reaksi pasar terhadap penurunan peringkat hutang AS yang dilakukan oleh S&P membawa dampak negatif pada perekonomian global.

"Penurunan peringkat S&P terhadap surat utang AS menjadi faktor berlanjutnya sentimen negatif di pasar Asia termasuk di dalam negeri pada hari ini," ujar dia.

Ia mengatakan, setelah sebelumnya lembaga pemeringkat internasional Moody?s dan Fitch mempertahankan peringkat utang AS pada AAA dengan outlook negatif, S&P memutuskan menurunkan peringkat utang AS dari AAA menjadi AA+.

"Kenaikan pagu utang tidak lain mencerminkan ketidakmampuan anggaran AS untuk membayar kewajiban yang jatuh tempo sehingga diperlukan utang baru untuk membayar utang yang lama," kata dia.

Sementara, kurs tengah Bank Indonesia tercatat mata uang rupiah mengalami penguatan menjadi 8.533 dibanding posisi sebelumnya di posisi 8.438.

(KR-ZMF/F002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011