Jakarta (ANTARA) - Pengamat Ekonomi Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Dzulfian Syafrian mengatakan bahwa yang perlu diwaspadai dari dampak konflik Rusia-Ukraina adalah kenaikan harga minyak dunia yang dapat mempengaruhi neraca perdagangan Indonesia.

"Secara langsung dampaknya akan minim karena kita tidak terlalu berdagang dengan mereka. Namun yang perlu diwaspadai adalah bagaimana konflik ini akan berdampak pada naiknya harga minyak dunia, karena RI banyak mengimpor minyak," kata Dzulfian dihubungi di Jakarta, Rabu.

Hal itu, lanjut Dzulfian, akan berdampak pula pada neraca perdagangan Indonesia, karena RI banyak mengimpor minyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

"Terlebih konflik ini kan memang salah satu proxy pertarungan kekuatan-kekuatan besar dunia antara Blok Timur versus Blok Barat," ujar Dzulfian.

Menurutnya, Rusia yang merupakan salah satu produsen utama minyak dunia memiliki pengaruh terhadap pergerakan harga minyak global.

Untuk itu, Dzulfian merekomendasikan agar Pemerintah Indonesia melakukan diversifikasi suplai impor bahan bakar minyak (BBM) sebagai antisipasi jika terjadi kelangkaan minyak dan kenaikan harga.

Diketahui, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan dirinya sangat khawatir soal peningkatan ketegangan soal Ukraina dan "spekulasi yang meningkat" bahwa konflik militer akan terjadi.

Ia mendesak para pemimpin dunia untuk menggencarkan diplomasi guna menenangkan keadaan.

Baca juga: BPS: Neraca perdagangan RI 2021 tembus 35,34 miliar dolar AS
Baca juga: BPS: Januari 2022, neraca perdagangan RI surplus 930 juta dolar AS

Baca juga: Putin: Rusia terus desak Barat penuhi tuntutan keamanan

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022