Srinagar, India (ANTARA News) - Pasukan India hari Minggu menembak mati dua komandan senior kelompok militan Lashkar-e-Taiba (LeT) di Kashmir dalam dua bentrokan terpisah, kata polisi.
LeT yang bermarkas di Pakistan dituduh bertanggung jawab atas serangan-serangan Mumbai 2008 yang menewaskan 166 orang, namun kelompok itu membantah tuduhan tersebut, lapor AFP.
Fahadullah, seorang warga Pakistan, tewas selama bentrokan sengit di distrik Kupwara, Kashmir utara, yang berbatasan dengan wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan.
Fahadullah adalah "komandan divisi" LeT untuk Kashmir utara dan kematiannya merupakan "kemunduran besar" bagi kelompok itu, kata pejabat tinggi kepolisian Muneer Khan kepada wartawan.
Polisi mengatakan, pasukan pemerintah juga menembak mati seorang "komandan senior" lain LeT di distrik Poonch, Kashmir selatan, selama bentrokan Minggu.
Komandan yang tewas itu diidentifikasi sebagai Abu Usman, kata polisi.
Insiden itu merupakan yang terakhir dari rangkaian bentrokan yang meningkat lagi di Kashmir dalam beberapa waktu terakhir ini.
Kamis, pasukan India menembak mati lima tersangka gerilyawan di Kashmir, dua diantaranya ketika mereka berusaha menyusup ke wilayah itu dari sisi perbatasan Pakistan, kata polisi.
Dua dari para tersangka gerilyawan itu tewas Kamis pagi di daerah Kupwara di Kashmir utara ketika mereka berusaha menyeberangi Garis Pengawasan (LoC), yang memisahkan Kashmir antara India dan Pakistan, kata seorang polisi.
Ia mengatakan, dua tersangka militan lain tewas dalam dua bentrokan terpisah di daerah-daerah Kupwara dan Kishtiwar.
Pekan lalu, militan yang menyusup menembak mati empat prajurit India di Kupwara.
India menyatakan, mereka secara rutin menyergap gerilyawan muslim yang menyeberang ke Kashmir India untuk memerangi kekuasaan New Delhi di wilayah Himalaya tersebut.
Seorang militan kelima, komandan senior kelompok berpengaruh Hizbul Mujahidin, tewas selama bentrokan di daerah Pulwama, Kashmir selatan.
Lebih dari 47.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.
Pejuang Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.
New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pejuang Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.
Perbatasan de fakto memisahkan Kashmir antara India dan Pakistan.
Dua dari tiga perang antara kedua negara itu meletus karena masalah Kashmir, satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.
Serangan-serangan pada 2008 di Mumbai, ibukota finansial dan hiburan India, telah memperburuk hubungan antara India dan Pakistan.
New Delhi menghentikan dialog dengan Islamabad yang dimulai pada 2004 setelah serangan-serangan Mumbai pada November 2008 yang menewaskan lebih dari 166 orang.
India menyatakan memiliki bukti bahwa "badan-badan resmi" di Pakistan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan-serangan itu -- tampaknya menunjuk pada badan intelijen dan militer Pakistan. Islamabad membantah tuduhan tersebut.
Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, juru bicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.
India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka. (M014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011