Jakarta (ANTARA) - Legislator dan negara anggota Uni Eropa melihat regulasi untuk menggunakan satu soket pengisian daya perangkat seluler bisa selesai akhir tahun ini.
Komisi Eropa sudah merancang aturan seperti ini lebih dari sepuluh tahun yang lalu, namun, baru mengajukan rancangan undang-undang tahun lalu. Regulasi ini dibentuk lantaran tidak ada kesepakatan dengan perusahaan untuk masalah ini, dikutip dari Reuters, Rabu.
Baca juga: Eropa akan wajibkan "charger" ponsel USB-C
Separuh dari perangkat pengisi daya yang dijual sepaket dengan ponsel pada 20128 memiliki konektor USB mikro B, sementara 29 persen berupa USB Type-C, menurut survei Komisi Eropa pada 2019.
Sementara perangkat pengisian daya untuk iPhone, berjumlah 21 persen. Pengguna ponsel di kawasan tersebut sudah lama mengeluh karena harus menggunakan pengisian daya yang berbeda untuk ponsel mereka.
Legislator Alex Agius Saliba, yang memimpin isu ini di Parlemen Eropa, mengharapkan DPR bisa mengadakan jajak pendapat pada Mei.
"Kesepakatan pada akhir tahun, bisa dilakukan. Ini ambisi kami," kata Agius Saliba.
Proposal yang dia ajukan tidak hanya untuk ponsel, namun, juga gawai lainnya seperti perangkat membaca buku elektronik, laptop berdaya rendah, keyboard, mouse, earbuds, jam tangan pintar sampai mainan elektronik.
Sementara itu, pada daftar yang dimuat di Komisi Eropa, hanya untuk ponsel,tablet dan headphone.
Agius Saliba jug meminta Komisi Eropa mengatur sistem pengisian daya nirkabel pada 2025 dan aturan berlaku efektif enam bulan setelah disahkan, bukan dua tahun.
Baca juga: Komisi Eropa berencana seragamkan charger gawai
Baca juga: Seperti iPhone 12, Galaxy S21 bakal dijual tanpa charger?
Baca juga: Tak lama lagi, Anda tak bisa pakai sembarang "charger" di Eropa
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022