Bogor (ANTARA News) - Aktivitas pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina, selama bulan Ramadhan 1432 Hijriah dilaksanakan pada malam hingga pagi, mengingat cuaca yang sangat panas pada siang hari.

"Berdasarkan laporan relawan kami yang ada di Gaza, Ramadhan 2011 ini berlangsung dalam cuaca sangat panas, sehingga kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan fisik dihentikan sementara," kata Ketua Presidium Organisasi Kegawatdaruratan Kesehatan "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia dr Sarbini Abdul Murad kepada ANTARA di Bogor, Minggu malam.

Mengutip laporan Ketua MER-C Cabang Gaza Abdullah Onim, ia menjelaskan bahwa kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan, baik program pemerintah maupun LSM asing lainnya memilih menghentikan aktivitasnya selama Ramadhan.

"Kecuali kegiatan program pembangunan RS Indonesia di Jalur Gaza. Proses pembangunan struktur RS Indonesia di Jalur Gaza tetap berjalan dengan jadwal kegiatan yang sedikit diubah," katanya.

Sebelumnya, aktivitas pembangunan RS Indonesia dilakukan di siang hari. Namun, selama bulan Ramadhan kegiatan pembangunan dilakukan di malam hingga pagi hari.

Pada saat itu tim dipimpin dr Rustam S. Pakaya, MPH yang saat itu menjabat Kepala Pengendalian Krisis (PPK) Departemen (Kementerian) Kesehatan dan Direktur Urusan Timur Tengah Departemen Luar Negeri Aidil Chandra Salim, M.Comm.

Tim sempat bertemu Utusan Khusus Sekretaris Jenderal (Sesjen) PBB untuk Urusan Pengungsi Palestina (UNRWA) Duta Besar Peter Ford.

Pada Kamis (8/1/2009) malam pukul 21.00 waktu setempat atau Jumat dini hari pukul 02.00 WIB tiba, bantuan itu tiba di Rafah, perbatasan Mesir-Jalur Gaza, Palestina.

Bantuan itu disampaikan langsung hanya dua meter dari wilayah Palestina kepada warga Jalur Gaza. Delegasi penerima pun datang secara khusus dari Gaza untuk menerima bantuan pemerintah dan rakyat
Indonesia itu.

Perwakilan warga Palestina di wilayah Rafah yang saat ini dikuasai pejuang HAMAS, dan masih terus diserang bom oleh Israel itu adalah Faiz Hasunah (25).

Total bantuan yang diserahkan sebesar Rp2,1 miliar, yakni dari pemerintah Rp700 juta, MER-C Rp900 juta, dan BSMI Rp500 juta berupa obat-obatan dan ambulans.

Dikemukakannya beberapa anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan beberapa komponen masyarakat sipil, belum lama ini telah meletakkan batu pertama pembangunan RS Indonesia di Gaza yang telah dirintis relawan MER-C.

Sebelumnya diberitakan, Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih menjelaskan pemerintah tetap menyalurkan dana sebesar Rp20miliar, namun bukan untuk rumah sakit baru, karena berdasarkan informasi pemerintah Palestina sedang ada sebuah RS yang sedang dibangun.

"Kita meminta satu lantai tepatnya lantai lima untuk dibangun `cardiac centre` yang diberi nama Indonesia," kata Menkes.(*)
(A035/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011