Kabul (ANTARA News/AFP) - Empat tentara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tewas pada Minggu dalam dua serangan terpisah gerilyawan di Afghanistan, hanya sehari setelah 30 tentara Amerika Serikat tewas dalam kecelakaan helikopter, kata pasukan itu.

Dua tentara tewas dalam serangan gerilyawan di Afghanistan selatan dan dua lagi dalam serangan serupa di timur, kata pernyataan Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan NATO.

ISAF tidak merinci, termasuk tempat pasti tentara itu tewas, juga tidak mengumumkan kewarganegaraan mereka, sesuai dengan kebijakan menyerahkan pengumuman itu kepada negara masing-masing.

Kematian itu menyusul kecelakaan maut helikopter, yang menewaskan 30 anggota pasukan khusus Amerika Serikat dan tujuh rekan meraka dari Afghanistan di Wardak, wilayah bergolak di dekat ibukota Kabul.

Korban terkini itu menjadikan 383 jumlah tentara asing tewas pada tahun ini, berbanding 711 untuk seluruh tahun lalu, kata laman mandiri icasualties.org.

Lebih dari dua pertiga dari korban itu adalah tentara Amerika Serikat, kata angka www.icasualties.com dan kantor berita Inggris Reuters.

Pasukan itu menyatakan menyelidiki penyebab kecelakaan mematikan tersebut sesudah pejabat setempat dan tentara Afghanistan menyatakan Taliban-lah yang menjatuhkannya.

Pejuang menyatakan menembak jatuh helikopter Chinook itu dengan serangan roket.

Afghanistan dalam cengkeraman perlawanan mematikan, yang dilancarkan pada ahir 2001 oleh sisa Taliban, yang digulingkan dalam serbuan pimpinan Amerika Serikat setelah serangan 11 September.

Puluh-ribuan tentara Barat, sebagian besar dari Amerika Serikat, dikerahkan ke Afghanistan untuk menumpas perlawanan.

Amerika Serikat sudah mulai mengurangi pasukannya dalam alur bagi pasukan keamanan Afghanistan mengambil alih semua tanggung jawab keamanan dari pasukan asing pada 2014.

Pasukan asing di Afghanistan pada Minggu menyelidiki apakah pejuang menembak jatuh helikopter dalam kejadian tunggal paling mematikan bagi tentara Amerika Serikat dalam perang sedasawarsa itu.

Tigapuluh tentara Amerika Serikat -beberapa dari mereka anggota pasukan khusus Regu 6 Angkatan Laut SEAL, yang menewaskan pemimpin Alqaida Osama bin Ladin- dan tujuh tentara Afghan serta seorang penerjemah tewas dalam kecelakaan pada Jumat malam itu, yang terjadi hanya dua pekan setelah pasukan asing mulai menyerahkan keamanan kepada pasukan keamanan Afghanistan.

Kecelakaan mematikan itu terjadi saat kegelisahan meningkat tentang perang kian tak disukai dan mahal tersebut.

Seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan beberapa tentara Amerika Serikat tewas adalah anggota Regu 6 SEAL. Tidak ada dari yang tewas adalah bagian dari serangan terhadap bin Ladin di Pakistan pada Mei.

Kecelakaan itu adalah kejadian tunggal paling mematikan bagi pasukan Amerika Serikat di Afghanistan, kata ISAF.

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta dalam pernyataan pada Sabtu mengatakan bahwa Amerika Serikat akan "tetap bertugas" untuk menyelesaikan pekerjaan di Afghanistan, yang digemakan Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen.

Kecelakaan itu diperkirakan menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentang peralihan keamanan dan berapa lama lagi tentara asing harus tinggal.

Seluruh pasukan tempur asing akan meninggalkan negara terkoyak perang tersebut pada akhir 2014, tapi beberapa anggota parlemen Amerika Serikat mempertanyakan apakah itu cukup cepat.(*)
(B002/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011