Magelang (ANTARA News) - Program gerakan santri menulis di Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jateng, untuk meluruskan isu negatif terhadap pondok pesantren sebagai sarang teroris.

Pengasuh Ponpes API Tegalrejo, KH Yusuf Chudlori atau Gus Yusuf di Magelang, Minggu, mengatakan santri yang belajar di pondok pesantren selain mempunyai kemampuan ilmu agama, diharapkan juga memiliki kemampuan menulis untuk meluruskan segala anggapan negatif tentang pondok pesantren.

Ia mengatakan hal tersebut di hadapan 200 santriwan dan santriwati se-Kabupaten Magelang yang mengikuti Gerakan Santri Menulis di Pendopo Ponpes API Tegalrejo.

"Ketika pondok pesantren marak didiskriminasikan sebagai sarang terorisme, santri tidak boleh hanya diam saja, santri mempunyai kewajiban untuk meluruskan anggapan tersebut, salah satunya dengan menulis sehingga masyarakat bisa mengetahui yang sebenarnya," katanya.

Menurut dia, kemampuan menulis mutlak dimiliki semua kalangan, termasuk para santri.

Ia mengatakan, selain dapat meluruskan anggapan yang salah, menulis juga bisa dimanfaatkan sebagai sarana untuk syiar kebaikan kepada masyarakat.

"Saya berharap, dengan gerakan ini nantinya dapat menciptakan santri-santri penulis yang andal, yang mampu membawa perubahan kearah lebih baik bagi bangsa dan negara ini," katanya.

Bupati Magelang, Singgih Sanyoto, dalam sambutannya berharap agar gerakan santri menulis dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk mengembangkan bakat dan minat terhadap jurnalistik di kalangan santri.

"Kami senantiasa akan membantu sebisa mungkin agar para santri ini tidak hanya pandai dalam ilmu agama saja, namun juga pandai dalam hal ilmu umum," katanya.

Panitia penyelenggara, Sholahudin Al Ahmed, mengatakan, selain untuk meningkatkan kemampuan para santri, gerakan santri menulis ini untuk mengisi kegiatan pada bulan Ramadhan.

"Kalau kegiatan mengaji rutin pada Ramadhan libur sehingga ini untuk mengisi kegiatan mereka," katanya.(*)

(U.H018/Y008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011