... mungkin dia merasa tidak benar dan langsung memotong. Nah di situ ada tatib-nya. Mungkin harusnya Pak Shilmy tidak perlu seperti itu, khan beliau sudah sering ke sini...Jakarta (ANTARA) -
Dalam keterangannya di Jakarta Rabu, dia mencontohkan saat di rumah, saat orangtua berbicara, maka anak-anak atau yang lebih muda diajari untuk mendengarkan terlebih dahulu.
Baca juga: Krakatau Steel yakin restrukturisasi rampung Desember ini
"Nach yang saya dengar kemarin sama anggota DPR begini, mungkin dia merasa tidak benar dan langsung memotong. Nah di situ ada tatib-nya. Mungkin harusnya Pak Shilmy tidak perlu seperti itu, khan beliau sudah sering ke sini," kata Paulus.
Baca juga: Pengusaha minta pemerintah kendalikan impor baja
Dalam rapat itu, kata dia membahas sejumlah hal, dari impor baja hingga blast furnace alias tanur. Perdebatan berawal ketika mereka membahas blast furnace.
Dimana, kata dia dari paparan direktur jenderal ILMATE Kementerian Perindustrian diketahui ada keperluan lima tanur sementara yang tersedia hanya satu, dan itu pun oleh Silmy dikatakan gagal, rugi dan sebagainya. Hal itu mengundang pertanyaan Haryadi dan beberapa anggota lain Komisi VII DPR.
Baca juga: Menjabat sebagai Dirut Barata, Silmy Karim mendapat tantangan
Padahal dalam Peraturan DPR Nomor 1/2020 tentang Tata Tertib DPR, terutama pasal 294 bahwa anggota rapat berbicara setelah dipersilakan oleh pimpinan rapat, dan tatib tersebut sejatinya juga termasuk bagian dari etika secara global yang berlaku di masyarakat.
Sikap reaktif yang berlebihan itu dinilai sebagai sikap yang tidak beretika dan tidak menghormati rapat atau persidangan di saat itu. Tak berlebihan jika kemudian pimpinan rapat mempersilahkan Silmy untuk meninggalkan ruang rapat.
Baca juga: Pindad targetkan penjualan 2016 tembus Rp3 tiliun
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2022