Cirebon (ANTARA News) - Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah, Selasa, menyerahkan bantuan bagi korban banjir di Kabupaten Indramayu sebesar Rp500 juta ditambah 50 ton beras dan 10.000 lembar kain sarung yang diterima secara simbolis Bupati Indramayu Irianto MS Syafiudin MS di Desa Tamansari, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu. Mensos meminta agar Pemda Indramayu bisa segera menangani para pengungsi yang masih berada di pinggir jalan raya dengan menyediakan penampungan, dapur umum dan posko kesehatan. "Pengungsi harus segera mendapat penanganan supaya tidak merasa ditelantarkan, karena mereka sangat membutuhkan tempat berteduh dan pasokan makanan," katanya dihadapan Muspida Indramayu dan rombongan Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan serta ribuan para korban banjir. Sementara Bupati Indramayu mengatakan, banjir di Indramayu merupakan banjir besar yang melanda seluruh kecamatan yang berjumlah 28 kecamatan dengan luas genangan di areal sawah mencapai 38.981 hektar, 7.377 hektar tambak, dan merendam 24.287 rumah termasuk 250 rumah yang ambruk. "Jumlah kerugian dari sektor perikanan, pertanian dan infrastruktur mencapai sekitar Rp252 miliar," katanya. Pada kesempatan itu Gubernur Jawa Barat juga menyerahkan bantuan uang tunai Rp100 juta dan sejumlah bahan makanan seperti beras dua ton, ribuan mie instan, susu kaleng, sarden dan kecap. Gubernur meminta agar masyarakat tabah menghadapi cobaan dan ia berjanji akan memberikan ganti rugi berupa bibit padi dan bibit udang, bandeng dan lele. Usai acara, Gubernur dan rombongan kemudian meninjau lokasi banjir di Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon dan sempat memberikan pengarahan kepada Muspida Cirebon agar segera memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan pertolongan. Pada kunjungan tersebut Gubernur menyerahkan bantuan Rp100 juta yang merupakan bantuan tambahan dari bantuan dua hari sebelumnya yang sudah sampai ke masyarakat berupa dua ton beras, 2.500 mie instan dan masing-masing 600 botol sarden, kecap dan sambel. "Yang penting tidak ada ada korban jiwa, kalau sawah dan tambak yang terendam biarlah, nanti Pemerintah akan memberikan ganti berupa bibit padi dan bibit ikan," katanya. Gubernur juga mengatakan, pihaknya bersama eksekutif sudah memikirkan dana penanggulangan bencana itu yang besarnya tidak terbatas. "Saya meminta semua Pemda menginventarisir kebutuhan untuk pemulihan pasca bencana ini, karena kami menyediakan dana tak terbatas, kalau kami tak mampu maka akan meminta bantuan Pemerintah Pusat," katanya. Bupati Cirebon Drs Dedi Supardi mengungkapkan, banjir di Kabuparen Cirebon melanda tujuh kecamatan dengan jumlah rumah terendam 12.713 unit, sawah 7.655 hektar, tambak 1.909 hektar, 106 rumah ibadah, 11 kantor dan 31 unit sekolah. "Jumlah kerugian di sektor pertanian mencapai Rp10,2 miliar dan di sektor perikanan Rp5,3 miliar, sementara dari sektor infrastruktur masih belum dihitung, namun diperkirakan mencapai Rp100 miliar lebih," katanya. Bupati juga meminta bantuan Propinsi agar sejumlah sungai mendapat alokasi dana untuk normalisasi sedikitnya 15 sungai dan kali yang kondisinya sudah dangkal dan tidak bisa berfungsi optimal menyalurkan air. "Kami belum mendapat bantuan alat becho yang sebenarnya sangat diperlukan untuk melakukan normalisasi sungai-sungai itu," katanya. Gubernur yang didampingi Ketua DPRD Jawa Barat HM Ruslan mengakhiri kunjungan di Indramayu dan Cirebon sekitar pukul 16.30 WIB dan kembali ke Bandung dengan menggunakan helikopter dari Mapolwil Cirebon. Berdasarkan pantauan ANTARA, sejumlah genangan di Kabupaten Indramayu dan Cirebon masih belum surut akibat kondisi saluran pembuangan dan sungai yang masih bermasalah, pasang air laut dan hujan yang masih terus mengguyur. Selasa sore ini hujan masih mengguyur sebagian Indramayu dan Cirebon sehingga diperkirakan masih ada belasan ribu hektar areal padi dan tambak yang masih terendam air.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006