Akibat hubungan keluarga, budaya dan sejarah kami, semua peristiwa yang terjadi di sana tak bisa memberi kami kemungkinan untuk semata-mata menjadi pengamat.
Istanbul (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Menteri Luar Negeri Turki Ahmed Davutoglu dijadwalkan mengunjungi Suriah pada Selasa (9/8) untuk menyampaikan pesan "penting" kepada pemerintah Suriah, kata Perdana Menteri Turki, di Istanbul, Sabtu (6/8).
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan ia akan mengirim Menlu Turki ke Suriah pada Selasa guna menyampaikan pesan "penting" sebab keadaan di sana sangat penting bagi Turki. Kedua negara tersebut memiliki perbatasan sepanjang 850 kilometer, demikian laporan kantor berita resmi Turki, Anatolia, sebagaimana dikutip Xinhua, yang dipantau ANTARA News, di Jakarta, Ahad.
"Akibat hubungan keluarga, budaya dan sejarah kami, semua peristiwa yang terjadi di sana tak bisa memberi kami kemungkinan untuk semata-mata menjadi pengamat," kata Erdogan.
"Kami sudah bersabar dan bertanya-tanya kalau saja apa yang telah kami katakan diperhatikan. Kami akan sampai pada batas kesabaran kami dan itu sebabnya mengapa saya akan mengirim menteri luar negeri ke Suriah pada Selasa," kata Erdogan.
"Proses setelah itu akan diputuskan oleh reaksi yang kami terima dan tindakan yang dilakukan," katanya.
Pemerintah Suriah telah meningkatkan penindasan mereka atas pemrotes dalam beberapa pekan belakangan sehingga memicu kecaman dari Turki.
Pasukan keamanan, Sabtu, menangkap seorang tokoh oposisi terkenal dan bekas tawanan politik Walid al-Bunni dan dua anak laki-lakinya, kata ketua Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia Rami Abdel Rahman.
Penangkapan itu dilakukan setelah Suriah pada hari yang sama berjanji untuk mengadakan pemilihan umum yang "bebas dan transparan" pada akhir 2011, ketika negara-negara Arab di Teluk ikut dalam tekanan Barat atas Suriah karena penindasan mematikannya terhadap protes antipemerintah.
Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Moallem, Sabtu (6/8), mengatakan pemilihan umum di negerinya akan diselenggarakan paling lambat akhir tahun ini, dan menambahkan proses itu akan "bebas dan adil".
(C003) (A011)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011