Direktur LPLM, Imran di Matra, Sabtu, mengatakan, selama ini PT Astra hanya menyerahkan sumbangan tidak lebih dari Rp2 miliar kepada Pemkab Matra yang diserahkan secara bertahap kepada pemerintah setiap satu semester.
"Namun, nilai tersebut tidak berarti apa-apa dibanding pencemaran yang ditimbulkan PT Astra Grup, sementara dampaknya telah banyak dikeluhkan warga di Matra," ungkapnya.
Dia mengatakan, sejak puluhan tahun perusahaan telah banyak melakukan eksploitasi terhadap ribuan hektar lahan di Matra dan hal tersebut dianggap telah menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan.
Salah satu dampak yang ditimbulakan adalah pencemaran terhadap air tanah akibat sistem penyerapan yang begitu besar terhadap tanaman sawit dan akhirnya menutup pori-pori tanah untuk proses penyerapan terhadap air hujan.
Akibatnya, air tanah menjadi keruh dan yang paling parah adalah dengan tertutupnya pori-pori tanah mengakibatkan sistem penyerapan terhadap air hujan tidak berjalan lancar dan menyebabkan banjir.
"Seharusnya, perusahaan memberikan sumbangan yang lebih besar dari nilai yang diserahkan agar pemerintah bisa mamprogramkan pemulihan melalui penghijauan. Sehingga, anggaran tidak bisa dikonsentrasikan khusus untuk pemulihan kembali atas dampak yang ditimbulkan," jelasnya.
Selain merusak kualitas air tanah dan menimbulkan banjir, dampak lain yang ditimbulkan adalah rusaknya beberapa ruas jalan di Matra, utamanya jalan Trans Sulawesi yang menjadi salah satu lintas perdagangan antara Perovinsi Sulbar dan Sulawesi Tengah.
Selayaknya, PT Astra Grup harus memberikan sumbangan kepada Pemkab Matra hingga Rp20 miliar, agar pemerintah juga mengalokasikan anggaran secara khusus untuk memulihkan dampak negatif yang ditimbulkan perusahaan sawit itu.
"Jika perusahaan tidak mampu memberikan sumbangan yang maksimal, sebaiknya pemerintah pusat mempertimbangkan hal tersebut untuk mengusir PT Astra Agro Lestari dari Matra," ucapnya. (ANT284/F003/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011