Jakarta (ANTARA) - Koordinator Bidang Sarana Prasarana Direktorat SMA Kemendikbudristek Dhany Hamidan Khoir mengatakan kepedulian terhadap lingkungan harus dimulai sejak dini dan dimulai dari sekolah dengan cara siswa ikut terjun mengurangi sampah di lingkungan sekolah.

Selain itu, upaya menanamkan kecintaan lingkungan tersebut tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja. Akan tetapi juga dari berbagai pihak seperti swasta. Dengan demikian, dapat terbentuk ekosistem yang memiliki kesadaran terhadap pentingnya keberlangsungan lingkungan hidup, kata Dhany dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa.

"Nantinya akan terbentuk sebuah ekosistem yang ujung-ujungnya adalah menjadi dalam bentuk budaya yang baik. Jadi keren tanpa nyampah merupakan ajakan, sekaligus ikon yang positif untuk sebuah kebiasaan yang harapannya menjadi budaya yaitu budaya tanpa nyampah," katanya.

Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) didukung The Body Shop Indonesia akan menggelar 'Envirochallenge' bagi siswa sekolah menengah atas (SMA) dan sederajat se-Indonesia yang berlangsung pada 14 Februari-4 Maret 2022.

Baca juga: Siswa di Babel dilatih kelola sampah oleh LSM Laskar Hijau

Baca juga: Saat sampah jadi tiket pulang sekolah siswa SMAN 1 Sembalun

Tantangan tersebut, diharapkan memberi edukasi kepada para siswa SMA yang akan tumbuh sebagai orang muda tentang isu lingkungan. Para siswa diajak untuk mengubah gaya hidup dengan melakukan diet kantong plastik.

Program Manager GIDKP, Adithiyasanti Sofia, mengatakan GIDKP digagas pada 2013 lalu. Gerakan tersebut semakin luas berkat dukungan berbagai pihak terhadap lingkungan dan berdampak luas hingga keluar peraturan pembatasan plastik sekali pakai pada 2016. Tercatat ada 70 kabupaten/kota yang menerapkan peraturan tersebut.

“Peraturan tersebut juga mengurangi penggunaan plastik di masyarakat hingga 55 persen,” kata Adithi.

Saat ini, pihaknya mencoba menggandeng siswa SMA terlibat dalam gerakan diet kantong plastik tersebut. Adhiti menyebut SMAN 4 Tangerang, yang menggagas pembuatan pembalut wanita dari kain. Hal itu guna mengurangi kasus kloset tersumbat di sekolah akibat sampah pembalut.

"Lewat kegiatan ini, siswa jadi tergerak untuk ikut mengurangi sampah plastik. Mencari alternatif sebagai solusi. Jika budaya ini menyebar ke seluruh sekolah di Indonesia, maka dampaknya akan ke negara Indonesia. Penggunaan plastik sekali pakai juga akan semakin berkurang," jelas Adithi.

Head of Values, Community & PR The Body Shop Indonesia, Ratu Maulia Ommaya, mengatakan pihaknya mendukung kegiatan yang terkait isu lingkungan, karena menyadari upaya itu tak bisa dilakukan pemerintah semata.

Baca juga: Siswa SD ajak masyarakat lestarikan lingkungan

Baca juga: Siswa Mataram bayar bus sekolah dengan sampah plastik

Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022