Yogyakarta (ANTARA News) - Puluhan sastrawan dan pelaku budaya maupun partisipan di Yogyakarta dan sekitarnya, menggelar "Tribute to WS Rendra" di titik nol kilometer atau depan Plasa Monumen Serangan Oemoem 1 Maret, Kota Yogyakarta, Sabtu malam.
"Acara ini untuk memberikan penghormatan kepada alamarhum WS Rendra yang telah memberikan banyak sekali ilmu dan keberanian kepada sastrawan Indonesia, khususnya sastrawan muda dalam berkarya," kata koordinator kegiatan, Giri.
Kegiatan Malam Sastra "Tribute to WS Rendra" ini dikemas sederhana dan santai, dengan duduk lesehan di trotoar Jalan Ahmad Yani, serta dihadiri puluhan sastrawan maupun penggemar sastra di Yogyakarta, baik dari kalangan generasi muda maupun generasi tua seangkatan Rendra.
Mereka yang hadir secara bergiliran membacakan puisi atau sajak karya Rendra maupun karya mereka sendiri.
Di antara para sastrawan itu, juga hadir dan membacakan puisi, anggota DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Esti Wijayanti. Ia membacakan sajak berjudul "Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia".
Anggota dewan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, membacakan sajak dengan intonasi yang cukup kuat. Mereka yang hadir di tempat acara itu, tampak terdiam mendengarkannya hingga kalimat terakhir dari sajaknya, dan terdengar tepuk tangan yang panjang dari para hadirin.
Selain Esti, Kapolsek Imogiri, Kabupaten Bantul, Beja WTP juga membacakan sajak karya WS Rendra berjudul "Nasib dan Kehidupan".
Sedangkan sastrawan-sastrawan muda yang tidak mau ketinggalan unjuk kebolehan membaca puisi, di antaranya Gugun dari Kelompok Sastrawan Bawah Pohon. Ia membacakan dua puisi Rendra, yaitu "Sajak Sebatang Lisong", dan "Sajak Pertemuan Mahasiswa".
Kemudian sastrawan muda Rona Mentari membacakan sajak karya Rendra berjudul "Sajak Pertemuan Mahasiswa", dan Jenni juga membacakan karya Rendra, serta sastrawan senior Maria Widi membacakan sajak karya Rendra berjudul "Gugur".(*)
(U.V001/M008)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011