"Nyawa korban tak bisa diselamatkan karena saat di rujuk ke RSUD ternyata kondisinya sudah sangat kritis. Hanya sekitar 10 menit berada di RSUD, korban akhirnya mengakhiri hidupnya," kata Direktur Yayasan Tunggal Kabupaten Mamuju Utara, Erwin Haryandi, di Mamuju.
Ia mengatakan, wabah penyakit malaria di daerah Mamuju Utara kelihatannya semakin meningkat seiring terjadinya pergantian musim di daerah ini.
"Daerah Mamuju Utara rawan terjadinya penyeberan penyakit malaria dan bahkan termasuk dalam zona merah penyebaran penyakit malaria di Sulbar. Ini data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan terkait kondisi penyakit malaria di Indonesia hingga tahun 2010,"terangnya.
Karena itu, kata dia, dengan adanya satu orang tewas akibat malaria tersebut diharapkan semakin menggugah hati dan membuka mata para pejabat di daerah Matra khususnya dinas kesehatan untuk lebih tanggap melakukan pencegahan sebelum ada korban berikutnya.
"Wabah penyakit malaria semakinmenghantui warga di Matra. Makanya, Dinkes diminta berbuat cepat untuk mengatasi meningkatnya penderita malaria.
Erwin menyebutkan, salah satu indikator berkembangnya penyakit malaria di daerah karena masyarakat belum memahami bagaimana melakukan upaya pencegahan penularan penyakit malaria.
Pihak Dinkes Matra segera membuat konsep program priorotas untuk mengatasi penyebaran penyakit malaria serta meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat.
"Persoalan penyakit malaria di Matra salah satu isu yang harus ditangani oleh pemerintah. Jika tidak tertangani secara optimal maka persoalan malaria akan tetap menjadi masalah besar yang akan dihadapi masyarakat,"ungkapnya.
(KR-ACO/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011