Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menyiapkan fasilitas tempat tidur hingga 4.000 unit untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 varian Omicron di wilayah itu.
Kepala Dinas Kesehatan NTB Lalu Hamzi Fikri di Mataram, Selasa, mengatakan pihaknya sudah meminta seluruh rumah sakit untuk menyiapkan tambahan tempat tidur sebagai antisipasi meningkatnya kasus COVID-19 varian Omicron.
"Saat ini ketersediaan tempat tidur kita ada 1.500. Namun, karena kasus naik, kapasitas tempat tidur kita perlu tambah sampai 2.000, bahkan sampai 4.000. Insya Allah semua rumah sakit kita sudah siap untuk itu," ujarnya saat Rapat Koordinasi Perkembangan COVID-19 di Kantor Gubernur NTB di Mataram.
Baca juga: Dua Ibu hamil di Lombok Timur diduga terpapar Omicron
Kasus COVID-19 dalam sepekan terakhir di seluruh wilayah NTB terus naik. Namun demikian, tidak sampai ada pasien yang dirawat di ruang ICU.
"Ada peningkatan kasus harian. Terbanyak karena komorbit dan belum divaksinasi," kata mantan Direktur RSUD Provinsi NTB ini.
Meski terjadi peningkatan kasus, lanjutnya, tingkat keterisian kamar atau bed occupancy rate (BOR) kita masih cukup. Cuma, tetap perlu antisipasi dengan menambah jumlah tempat tidur, mengingat tingkat penyebaran Omicron ini lebih cepat dari varian Delta," sambungnya.
Bagi masyarakat yang terkonfirmasi varian Omicron, namun bergejala ringan, katanya, pihaknya meminta agar diisolasi di rumah masing-masing dengan pengawasan dan obat-obatan yang cukup.
Sebab, perawatan di rumah sakit hanya bagi pasien yang bergejala berat, seperti demam, flu, batuk, saturasi rendah dan punya komorbid. Perawatan di luar rumah sakit ini akan berdampak baik pada BOR. "Kita usahakan rumah sakit itu untuk yang gejala berat, komorbid dan saturasi rendah, di luar itu di rumah saja dengan disiapkan vitamin, obat dan pengawasan," ujarnya.
Meski demikian, untuk mencegah ledakan COVID-19, upaya percepatan vaksinasi harus terus ditingkatkan, apalagi NTB akan menjadi tuan rumah MotoGP pada Maret mendatang.
Baca juga: Target harian vaksinasi anak usia 6-11 tahun terkendala pasokan
Selain itu, masyarakat juga harus meningkatkan protokol kesehatan, tidak berkerumun, menjaga jarak dan selalu menggunakan masker dalam segala aktivitas. Karena, pandemi COVID-19 hingga saat ini belum diketahui kapan akan berakhir. "Prokes tidak boleh diabaikan supaya kita jangan kalah oleh pandemi," ujarnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Provinsi NTB Lalu Herman Mahaputra mengatakan pihaknya sudah meminta seluruh rumah sakit untuk menyiapkan kamar hingga 50 persen dari kamar yang ada untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19.
"Untuk pemenuhan kamar, jangankan 2.000 kamar, 4.000 kamar pun seluruh rumah sakit sudah siap," tegas dr Jack sapaan akrabnya.
Selain ketersediaan kamar tidur bagi pasien, tabung oksigen untuk wilayah NTB juga sudah siap. Bahkan, pihaknya meminta rumah sakit yang ada untuk menyediakan 100 tabung oksigen sebagai persediaan, sehingga ketika kebutuhan meningkat persediaan sudah ada.
"Untuk tabung oksigen kita sudah melebihi, tidak seperti saat varian Delta kita sampai kesulitan. Kita sudah minta untuk seluruh rumah sakit membeli 100 tabung sendiri. Supaya ketika kasus melonjak tidak saling pinjam seperti sebelumnya, kita haruskan harus ada cadangan," ucap Ketua Satgas vaksinasi COVID-19 Pemprov NTB ini.
Baca juga: RSUD Mataram: 40 nakes ditunda divaksinasi dosis ketiga
Baca juga: DPRD NTB sesalkan Kadis PUPR tak lakukan karantina usai keluar negeri
Namun demikian, untuk mencegah COVID-19, upaya percepatan vaksinasi harus terus ditingkatkan. Selain itu, masyarakat juga harus meningkatkan protokol kesehatan.
"Kita lakukan protokol kesehatan dan vaksin. Kita minta vaksinasi, karena yang sakit Omicron ini banyak yang belum divaksin," katanya.
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022