Pelatih Persema Timo Schuenemann pada Sabtu mengatakan, meski sama-sama berkandang di Malang, kedua tim tersebut akan sulit dimerger, bahkan tidak mungkin.
"Sejarah berdirinya Persema maupun Arema berbeda. Dan, kalaupun merger itu dilaksanakan, pasti akan efektif bagi industri sepak bola di Tanah Air, karena keduanya merupakan klub yang sama-sama mumpuni sebagai klub profesional," tegasnya.
Sementara Sekretaris Persema I Komang Wisuda mengatakan, klub yang melakukan merger itu rata-rata adalah klub yang tidak mempunyai bargaining cukup kuat.
Agar lolos verifikasi, katanya, maka klub-klub yang kurang kuat dalam hal bargaining itu sepakat untuk merger guna menyatukan keunggulan klub masing-masing, sehingga klub baru itu lolos verifikasi.
Wisuda mengakui, dibanding Persema, Arema memiliki bargaining lebih kuat terutama dari segi dukungan suporter yang sangat fanatik, yakni Aremania.
Namun, lanjutnya, sampai saat ini pihaknya belum berniat untuk merger dengan Arema."Wacana untuk menggabungkan beberapa klub itu memang muncul dalam workshop, namun sifatnya tidak dipaksakan," tegasnya.
Sebelumnya manajer Persema Asmuri juga mengakui jika Arema tidak akan mungkin dimerger dengan Persema. Apalagi, Arema sudah menjadi klub profesional dan tidak mengandalkan dana dari APBD selama mengikuti kompetisi, mulai Galatama dulu hingga Liga Super Indonesia (LSI).
"Arema pasti tidak mau kalau klubnya dimerger, apalagi kondisi juga sangat sulit untuk memerger dua klub ini, meski memiliki `home base` di Malang," tegasnya.
Menyinggung peleburan Liga Primer Indonesia (LPI) dan LSI dalam kompetisi 2011-2012, mantan aggota DPRD Kota Malang itu mengatakan, kalau dilebur jelas tim-tim yang selama ini berkompetisi di bawah naungan PSSI (LSI hingga Divisi III) pasti tidak akan rela.
"Klub-klub yang sudah menjalani kompetisi di bawah naungan PSSI pasti tidak akan mau, masuknya dari mana klub-klub LPI ini jika nanti dilebur. Kita semua tahu klub-klub LPI itu hampir semua adalah klub instan, kecuali beberapa yang sebelumnya juga berkompetisi di LSI," tegas Asmuri.
Semula Persema berkompetisi di ajang LSI, namun ketika menjelang laga kelima lawan tim satu kota, Arema Indonesia, Persema memutuskan "hijrah" ke kompetisi LPI yang digagas Arifin Panigoro.
Dalam kompetisi LPI yang baru berjalan satu putaran itu Persema bertengger di posisi "runner up" atau satu strip di bawah Persebaya 1927 yang menjadi juara.
Sementara Arema Indonesia yang berlaga di ajang LSI juga menempati posisi "runner up" di bawah Persipura yang meraih juara musim 2010-2011.
(T.E009/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011