Yogyakarta (ANTARA News) - Indonesia harus menjadi negara yang kuat dalam bidang ekonomi agar tidak terlindas hegemoni dunia yang mulai meninggalkan Barat, kata Ketua Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Ilham Habibie.

"Dalam menghadapi pergeseran pusat geopolitik, ekonomi, dan budaya ke China, Indonesia tidak ada pilihan lain kecuali menjadi negara yang kuat. Hal utama yang perlu dikuatkan adalah ekonomi," katanya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Jumat.

Menurut dia pada diskusi "Pergeseran Geopolitik, Ekonomi, dan Budaya Global ke China", yang paling penting dilakukan Indonesia untuk memajukan ekonominya adalah pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sumber daya manusia yang kuat, termasuk teknologi informasi dan komunikasi.

"Saat ini pemerintah kurang menaruh perhatian dalam kegiatan penelitian dan pengembangan, dan kurang berinvestasi dalam pengembangan sumber daya manusia," kata putra mantan Presiden BJ Habibie itu.

Ia mengatakan, jika dibandingkan China, peran pemerintah dalam mendukung penelitian dan pengembangan masih sangat rendah. Saat ini rasio penelitian dan pengembangan China adalah 1,4 persen, sedangkan Indonesia hanya 0,07 persen.

Selain itu, biaya pendidikan yang tinggi, peraturan pemerintah yang belum optimal mendukung kegiatan inovasi dan kurangnya kesempatan untuk anak bangsa mendapat beasiswa ke luar negeri membuat pembangunan sumber daya manusia menjadi terhambat.

Ketua Bidang Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Bambang Sudibyo mengatakan, pusat gravitasi ekonomi sedang bergeser dari Barat ke Timur, terjadi migrasi nilai ekonomi melalui investasi dan perdagangan.

"Pergeseran dominasi geopolitik abad ke-21 diprediksikan China berpeluang menjadi pusat gravitasi geopolitik baru untuk beberapa dekade ke depan, kemudian India dan Indonesia yang menjadi kuda hitam," katanya.(*)


Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011