Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah kembali mengingatkan para tokoh agama diseluruh Banten agar menjadikan momentum bulan suci Ramadhan untuk memperkuat fondasi kerukunan antarumat beragama yang sudah semakin kondusif di provinsi itu.

Selain itu, ujar Atut dalam siaran persnya yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat, dirinya juga meminta para tokoh agama mulai dari guru mengaji sampai ulama agar memperkuat koordinasi dengan aparat keamanan seperti Polri dan TNI untuk menjaga situasi dan kondisi Banten yang sudah kondusif saat ini.

"Kita semua tentu tidak menginginkan suasana Ramadhan di wilayah Banten yang sudah kondusif hingga sejauh ini, tidak sampai terganggu oleh tindakan yang tak bertanggung jawab atau menyalahi peraturan," ujarnya saat melakukan safari Ramadhan di Desa Ciekek, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Kepada masyarakat setempat, Atut berpesan apabila ada anggota masyarakat yang mengetahui tanda-tanda akan terjadinya gangguan keamanan agar segera menyampaikan informasi itu kepada polisi.

"Jangan bertindak dengan main hakim sendiri," katanya.

Dalam safari Ramadhan itu, Gubernur Atut memuji guru ngaji dan ulama sebagai figur yang sangat penting dalam memberikan pengetahuan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan kepada umatnya agar senantiasa memperkuat jalinan persaudaraan dalam rangka mewujudkan keharmonisan dan kerukunan antarumat beragama.


Strategis

Posisi guru mengaji dan ulama dinilainya semakin strategis pada saat ini. Untuk itu Atut mengajak mereka memanfaatkan bulan suci Ramadhan seoptimal mungkin untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan umat.

Ramadhan merupakan bulan di mana umat begitu terbuka terhadap masuknya nilai-nilai ajaran agama Islam yang menjunjung tinggi kebersamaan, kerukunan, persaudaraan dan perdamaian.

"Saya juga mengajak seluruh masyarakat Banten dengan berbagai latar belakangnya, untuk senantiasa membina kerukunan dan kebersamaan melalui berbagai ritual puasa, mulai dari sahur, berbuka, shalat wajib berjamaah, shalat tarawih hingga

tadarus. Semua kegiatan itu pada esensinya adalah juga bertujuan untuk merekatkan kerukunan dan kebersamaan sesama umat," papar Ratu Atut.

Kerukunan dan kebersamaan yang dirajut melalui berbagai kegiatan selama bulan suci Ramadhan, lanjut Atut, akan menjadi modal di bulan-bulan berikutnya untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik melalui pembangunan di berbagai sektor, secara material atau duniawi maupun spiritual atau ukhrowi.

"Ulama, para ustadz dan ustadzah, sampai para guru ngaji di desa-desa merupakan ujung tombak pemerintah provinsi khususnya Kementerian Agama dalam pelaksanaan tugas membimbing umat dalam mencapai kehidupan yang bermutu dan sejahtera," ujarnya.(*)
(D011/A011)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011