Jakarta (ANTARA) - Komisi B DPRD DKI Jakarta mengharapkan Perumda Dharma Jaya melakukan terobosan dan berinovasi demi tercapainya laba produktif yang telah ditargetkan setiap tahun.
Hal itu karena sudah dua tahun terakhir Perumda Dharma Jaya merugi, yakni pada tahun 2020 senilai Rp17,6 miliar dan tahun 2021 rugi hingga Rp17,4 miliar akibat terkontraksi pandemi COVID-19.
"Saya minta terobosan yang mereka rencanakan termasuk pembangunan daripada peningkatan 'cool storage' sama alat produksi mereka, supaya benar-benar dimodernisasi sehingga bisa mengikuti persaingan di pasar perdagangan daging," ujar Sekretaris Komisi B DKI Jakarta, Pandapotan Sinaga di Jakarta, Senin.
Ia juga berharap dengan perubahan status hukum Dharma Jaya menjadi Perumda, bisa menjadi salah satu modal untuk terealisasinya terobosan baru.
Baca juga: Dharma Jaya berencana impor 2.500 ton daging sapi hingga April 2022
Baca juga: Dharma Jaya gaet BorneoFood buka peluang usaha di Kalimantan Timur
Dengan status tersebut, maka perusahaan yang bergerak di bidang pangan hewani ini dapat mengajukan penyesuaian modal dasar cukup besar hingga Rp2 triliun.
"Dengan perubahan perda mereka terhadap permodalan naik, mudah-mudahan kita bisa mendorong dengan pemberian PMD, karena memang Dharma Jaya ini kita harapkan bisa jadi penyeimbang harga pokok hewani di Jakarta," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Utama Perumda Dharma Jaya, Raditya Endra Budiman mengatakan, menurunnya daya beli masyarakat saat pandemi COVID-19 menjadi alasan utama kerugian yang dialami selama dua tahun ini.
Adapun upaya yang akan dilakukan BUMD DKI ini, yakni mengembangkan kerja sama kemitraan untuk mendapatkan pasokan bahan baku yang kompetitif dan berkualitas.
"Kami juga akan menggencarkan penjualan komersil berbasis 'online' dan mengupayakan pelaksanaan kembali program pangan bersubsidi," tuturnya.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022