Denpasar (ANTARA News) - Realisasi ekspor aneka barang industri kecil dan kerajinan, hasil pertanian, perkebunan maupun perikanan Bali ke Amerika Serikat selama Januari-Mei 2011 seluruhnya bernilai 41 juta dolar Amerika.
"Perolehan devisa sebanyak itu merupakan 19 persen dari seluruh perdagangan luar negeri daerah ini yang mencapai 214,5 juta dolar," kata Kepala Seksi Ekspor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali, Putu Bagiada SE di Denpasar Jumat.
Walau perekonomian negeri adidaya itu diperkirakan tumbuh hanya 2,9 persen tahun 2011 dan pemulihan ekonomi lamban, tetapi konsumen Amerika Serikat masih merupakan pembeli terbesar aneka barang kerajinan masyarakat Bali.
Importir asal negeri Paman Sam tersebut umumnya membeli aneka kerajinan berupa patung kayu jenis kontemporer yang banyak diminati masyarakat setempat, karena harga yang terjangkau dan kualitas yang disuguhkan setimpal.
Pakaian jadi juga banyak dikapalkan ke negeri itu, di samping hasil perkebunan berupa vanili - sebagai bahan baku makanan ringan - serta ikan jenis tuna segar maupun yang sudah dibekukan, memperbesar perolehan devisa dari AS.
Peranan konsumen AS dalam membeli aneka barang kerajinan dan berbagai jenis matadagangan nonmigas Bali, merupakan yang tertinggi dari hasil perdagangan luar negeri periode lima bulan I-2011, ujar Putu Bagiada.
Pembeli aneka barang kerajinan bernilai seni buatan masyarakat Bali setelah AS adalah konsumen asal Jepang yang berada di peringkat kedua dengan membeli seluruhnya seharga 38,5 juta dolar selama Januari-Mei 2011.
Mata dagangan yang dibeli importir negeri Sakura tersebut hanya berbeda 3,5 juta dolar dari konsumen Amerika, tambah putu Bagiada, sambil menyebutkan Perancis adalah pembeli terbesar ketiga dengan 16,1 juta dolar.
Sementara konsumen Italia yang terkenal menginginkan aneka barang seni jenis antik berada di urutan empat dengan mengeluarkan devisa 12,2 juta dolar untuk membeli aneka ragam barang aksesori buatan masyarakat pulau Dewata.
Aneka barang kerajinan bernilai seni buatan masyarakat Bali laku keras di pasaran ekspor, karena para importir akan menjual kembali setelah tiba di negaranya, seperti di AS, Jepang, Nederlan, Singapura, dan sebagainya.
Semakin lancar realisasi ekspor Bali berkat kondisi ekonomi global semakin membaik terutama di negara konsumen terutama Jepang dan Eropa, maka diharapkan mampu meningkatkan realisasi ekspor nonmigas Bali, demikian Bagiada.
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011