Jakarta (ANTARA News)- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk pertama kali mengalami koreksi sebesar 4,83 persen, karena merosotnya bursa global akibat ketidakpastian pertumbuhan ekonomi AS.
Direktur Utama PT Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga di Jakarta, Jumat mengatakan, penurunan indeks BEI yang cukup tajam itu, karena pelaku pasar panik mereka melepas sahamnya dalam jumlah yang cukup besar setelah indeks Dow Jones semalam melemah lima persen.
Indeks BEI biasanya koreksi hanya di atas satu persen, namun penurunan yang mencapai 4,83 persen itu menunjukkan bahwa pelaku pasar sangat panik.
Penurunan indeks Dow Jones yang cukup besar itu menimbulkan kekhawatiran bahwa ekonomi AS semakin terpuruk, ujarnya.
Edwin Sinaga mengatakan, pasar saham Indonesia dilanda aksi lepas saham terutama terhadap saham industri perbankan, saham otomotif, tambang, dan perkebunan.
Saham industri perbankan seperti Bank Mandiri mengalami aksi lepas sebanyak 30,52 juta dengan nilai Rp222,89 miliar pada kurs turun Rp500 menjadi Rp7.200, saham Bank BCA terjual sebanyak 13,02 juta lembar senilai Rp107,21 miliar pada kurs akhir Rp8.150 atau turun Rp450 dan saham Bank BRI turun Rp400 menjadi Rp6.700 dengan transaksi jual sebanyak 35,87 juta unit dengan nilai Rp788,25 miliar.
Kemudian saham Astra Internasional terkoreksi Rp2.500 menjadi Rp67.850 dengan volume transaksi sebesar 1,79 juta unit senilai Rp120,71 miliar dan saham United Tractor merosot Rp1.250 menjadi Rp24.050 dan berhasil diperjualbelikan sebanyak 1,58 juta dengan nilai Rp37,93 miliar.
Selain itu saham industri tambang seperti Indo Tambang Mega melemah Rp250 menjadi Rp48.800 dengan volume sebanyak 13,2 juta unit senilai Rp62,07 miliar.
Menurut dia, pelaku pasar saat ini juga masih menunggu kabar mengenai data ekonomi AS yang akan diumumkan pada Jumat sore.
Pelaku mengharapkan data itu memberikan kejutan baru bagi pasar, sehingga akan muncul aksi beli terhadap saham yang terkoreksi tersebut, ucapnya.
Aksi lepas saham di BEI, lanjut dia masih akan terjadi pada siang nanti yang menekan indeks BEI berada di bawah angka 4.000 poin.
Namun aksi lepas itu kemungkinan bisa terhenti apabila data ekonomi AS positif yang mendorong pelaku menahan berlanjutnya aksi lepas tersebut, ucapnya.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011