Jakarta (ANTARA News) - Pelepasan mata uang dalam negeri yang cukup signifikan mendorong nilai kurs rupiah Jumat pagi tertekan ke level Rp8.500 per dolar AS.

Kurs nilai rupiah pagi antarbank Jakarta melemah 40 poin terhadap dolar AS menjadi Rp8.535 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya senilai Rp8.495.

"Kecemasan di pasar keuangan global menyikapi potensi resesi di AS mendorong investor cenderung memegang tunai dolar AS sehingga mata uang Asia cenderung melemah, termasuk rupiah," kata analis valas Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, kondisi saat ini mendorong pelaku pasar memilih menempatkan dananya pada mata uang "safe haven" untuk menjaga nilainya.

Meski demikian, kata dia, pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang tumbuh pada kuartal kedua 2011 secara tahunan (YoY) sebesar 6,5 persen akan menahan koreksi rupiah lebih dalam.

"Data Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi dalam negeri kuartal dua sebesar 6,5 persen sesuai dengan ekspektasi," ujar dia.

Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi masih akan tinggi seiring dengan membaiknya ekspor yang didorong oleh naiknya harga komoditas, dan realisasi investasi yang naik 14 persen yoy selama satu semester tahun ini.

"Selain kedua pengeluaran tersebut, pengeluaran konsumsi rumah tangga juga akan meningkat tetapi pengeluaran pemerintah belum akan membantu pertumbuhan karena realisasi serapan anggaran yang masih dibawah target," ucap dia.

Dari sisi sektoral, lanjut dia, sektor pertanian, pertambangan, telekomunikasi dan sektor keuangan diperkirakan masih akan tumbuh tinggi.

Ia menambahkan, sisi makroekonomi dukungan inflasi yang rendah dan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat membuat fundamental ekonomi Indonesia semakin solid, sehingga pelemahan rupiah terhadap dolar dapat tertahan tidak terlalu tertekan lebih dalam. (ANT)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011