memalukan negara kita dan Jakarta; bahwa orangutan ini bertahan hidup lama karena orang-orang, termasuk anak-anak yang telah menyumbangkan makanan bagi orangutan....

Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jaya, Fauzi Bowo, yang bermotto "Serahkan Pada Ahlinya", menghadapi tuntutan baru. Kali ini yang menuntut adalah orangutan di Kebun Binatang Ragunan, yang aspirasinya "diwakilkan" kepada manusia-manusia aktivis yang peduli pada primata tingkat tinggi itu.

Demikianlah, para sukarelawan dari Centre for Orangutan Protection (COP) dan Jakarta Animal Aid Network (JAAN) berkampanye menyuarakan perikehidupan 20 orangutan di Taman Margasatwa Ragunan.
Tuntutannya sederhana namun mendasar sekali, menuntut janji Foke yang pernah berucap akan menghadirkan perubahan bagi kehidupan orangutan tersebut.

"Dua tahun yang lalu, kami bertemu dengan Fauzi Bowo di kantornya. Dia berjanji demikian. Kenyataannya, dua tahun kemudian orangutan masih di dalam kandang yang mengerikan, kekurangan makanan dan perawatan," kata Koordinator Konservasi Ex-situ COP, Daniek Hendarto, di depan kantor Gubernur DKI Jakarta, Kamis.

Kedua organisasi pejuang hak azazi hewan liar itu memang menggelar demonstrasi di depan Balai Kota DKI Jakarta itu. Primata terdekat dengan manusia itu adalah 55 orangutan di Ragunan, pun yang dipelihara seorang perempuan usia senja, Ulrike von Mengden.

von Mengden (91) dikenal telah puluhan tahun merawat sebagian orangutan itu di dalam kandang di halaman rumahnya. Dengan kasih sayang layaknya manusia merawat sesamanya, von Mengden memelihara orangutan-orangutan itu.

Dana untuk memelihara mereka jelas tidak sedikit, karena uang untuk membelikan mereka makanan, lebih banyak didulang dari pengunjung. Menurut JAAN, kandang orangutan itu sangat tidak layak lagi, orangutan hidup berjubelan di sana, pun kandang itu kotor sehingga penghuninya rawan terserang penyakit.

Kata Ben Vika dari JAAN, masyarakat harus berpikir mengapa orangutan di kebun binatang nasional Indonesia itu bisa diperlakukan sangat buruk begitu lama.

"Ini hal memalukan negara kita dan Jakarta; bahwa orangutan ini bertahan hidup lama karena orang-orang, termasuk anak-anak yang telah menyumbangkan makanan bagi orangutan," ujar Ben Vika dari JAAN.

Orangutan di Indonesia terbagi ke dalam dua subspecies, yaitu Pongo pygmaeus pygmaeus yang hidup di hutan Kalimantan dan Pongo abelii di Sumatera. Banyak anak orangutan yang dipelihara manusia sebagai binatang kegemaran di rumah-rumah.

Namun untuk mendapatkan bayi orangutan itu, kebanyakan dengan cara terlebih dulu membunuh induknya karena naluri melindungi anak pada induk atau tetua orangutan begitu tinggi. Apalagi usia matang seksual untuk orangutan ini berkembang-biak cukup lanjut yang menambah sulit perkembang-biakannya secara alami di habitatnya.

Diperkirakan populasi orangutan tinggal 55.000 dengan kecenderungan terus menurun sejalan penebangan liar hutan-hutan hujan tropis di Tanah Air. (D016)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011