Kesempatan yang diberikan untuk bermain di timnas kepada anak-anak Papua, saya pikir ini bisa menghilangkan rasa dianaktirikan.Jayapura (ANTARA News) - Koordinator Port Numbay Persipura Mania, Marcelino Roy Hababuk menilai permainan olahraga sepak bola anak - anak Papua layak diberikan kesempatan untuk berkarier di Tim Nasional (timnas) Merah Putih diberbagai jenjang.
"Anak-anak papua yang menggilai sepak bola layak mendapatkan kesempatan untuk bermain di timnas, baik itu di U17, U21, U23 maupun di timnas senior," katanya di Jayapura, Papua, Kamis.
Marcelino mengatakan jika dilihat dari permainan Boaz Salossa dalam mengolah si kulit bundar, merupakan contoh konkret dari segelintir anak-anak Papua yang pernah membela Timnas Merah Putih.
"Lihat saja gaya permainana Boaz Salossa sewaktu bermain penuh pada saat diturunkan Timnas menghadapi Turkmenistan dilaga play off. Boaz bisa bertarung dengan lawan dan mengumpan kepada teman - temannya, yang akhirnya berbuah gol," katanya.
Lebih jauh, salah satu kader GMKI Kota Jayapura itu katakan, pemain seperti Boaz Salossa dan Ricardo Salampesy merupakan langganan Timnas, tapi sudah saatnya memberikan kesempatan dan `mengexplore` sejumlah pemain Papua lainnya, seperti Titus Bonay, Patrick Wanggai, David Uron, Gerlad Pangkali, Yustinus Pae, Ian Kabes atau pun yang lainnya.
Ketika ditanya, bagaimana dengan sikap dan perilaku anak-anak Papua yang lebih terkenal dengan sikap temperamental atau bahkan suka indisipliner. Hababuk membenarkan hal itu, tetapi menurutnya hal itu pasti dilatarbelakangi oleh suatu masalah yang sedang dihadapi oleh mereka, dan seharusnya pelatih maupun official tim dapat melihat itu dan mencari solusinya bukan malah mendepak dari tim.
"Iya memang benar, anak-anak Papua memang di cap demikian. Tetapi pasti ada sebabnya. Oleh karena itu pelatih dan official tim harus mencari tahun akar permasalahannya, bukan malah mendepaknya," katanya tanpa merincikan lebih jauh lagi.
Menurutnya, sikap seperti itu juga bisa ditemui pada setiap timnas atau klub yang ada di luar negeri, hanya saja tinggal bagaimana seorang pelatih memoles mereka.
"Saya pikir, hal ini juga dijumpai oleh tiap timnas, dan juga klub sepak bola profesional. Dan ini semua tergantung bagaimana pendekatan dari sang pelatih tersebut," katanya.
"Kesempatan yang diberikan untuk bermain di timnas kepada anak-anak Papua, saya pikir ini bisa menghilangkan rasa dianaktirikan," tambahnya.
(ANT-185)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011