Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Sebanyak 20 orang dari Kelompok Tunggal Jati Nusantara terseret arus di Pantai Payangan Kabupaten Jember, Jawa Timur, saat menggelar kegiatan ritual di pesisir pantai selatan tersebut pada Minggu dini hari.
Rombongan kelompok tersebut datang di Pantai Payangan dengan mengendarai mini bus Elf dan tiba di pantai selatan di Dusun Watu Ulo, Desa Sumberjo, Kecamatan Ambulu pada Sabtu (12/2) malam.
"Ada 24 orang dari rombongan Kelompok Tunggal Jati Nusantara yang tiba di Pantai Payangan pada Sabtu (12/2) pukul 23.00 WIB, namun 20 orang melakukan ritual dan empat orang berada di atas ," kata Kapolsek Ambulu AKP Makruf saat dikonfirmasi per telepon di Jember.
Baca juga: Tim SAR lanjutkan pencarian wisatawan hilang di Pantai Payangan
Menurutnya, pihak pengelola Bukit Seroja atau sebelah utara Pantai Payangan sudah mengingatkan rombongan tersebut agar tidak ke pantai, karena ombak besar, namun rombongan tetap melakukan ritual di pantai pesisir laut selatan Jember itu.
"Dari 20 orang yang terseret arus itu, sebagian ditemukan dalam kondisi selamat dan meninggal dunia. Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian terhadap korban yang hilang terbawa arus laut selatan Jember itu," katanya.
Beberapa korban yang dikabarkan hilang terseret arus, di antaranya Ida, warga Kecamatan Rambipuji, Pinkan, warga Kecamatan Rambipuji, Bu Bintang, warga Kecamatan Patrang, Sofi, warga Kecamatan Sukorambi, Ariska, warga Kecamatan Sukorambi, Febri, warga Kabupaten Bondowoso, Musni, warga Kecamatan Kaliwates, Syaiful, warga Kecamatan Ajung, dan Yuli, warga Kecamatan Panti.
Baca juga: Dua wisatawan tewas terseret ombak Pantai Payangan, Jember
Baca juga: Tim SAR temukan korban tenggelam di Pantai Payangan Jember
"Semua personel gabungan dikerahkan untuk melakukan pencarian korban hilang terseret arus Pantai Payangan Jember dan berhasil menemukan beberapa korban dalam kondisi meninggal dunia," ujarnya.
Makruf mengatakan sebagian korban yang ditemukan dalam kondisi selamat, langsung dibawa ke Puskesmas Ambulu untuk mendapatkan perawatan intensif.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022