Jakarta (ANTARA News) - Fundamental ekonomi dalam negeri yang positif menahan koreksi rupiah terhadap dolar AS yang lebih dalam pada Rabu sore sehingga pergerakkannya masih dalam kisaran sempit.

Kurs nilai rupiah, Rabu sore, di pasar spot antarbank Jakarta melemah 15 poin terhadap dolar menjadi 8.480 per dolar dibanding posisi sebelumnya senilai 8.465.

"Meski transaksi dolar meningkat, sentimen bagi rupiah masih `bullish` (penguatan) akibat fundamental perekonomian domestik yang kuat," ujar analis Milenium Danatama Sekuritas Ahmad Riyadidi Jakarta, Rabu.

Ia menambahkan, meski isu mengenai kenaikan pagu utang di AS sempat membuat kekawatiran dan koreksi di pasar, sifatnya hanya temporer.

Ia mengatakan, mata uang rupiah terus bergerak dalam area 8.465 dari 8.485 di tengah tindakan pelaku pasar memangkas posisi rupiah di tengah hindari resiko global.

"Resiko global dapat memicu pelaku pasar menempatkan nilai asetnya dalam bentuk dolar yang dianggap sebagai salah satu mata uang `safe haven`," kata dia.

Pengamat pasar uang dari Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, menambahkan, meski rupiah dalam keadaan pelemahan namun minat beli asing diperkirakan terus menguat mengingat ketidakpastian di AS dan Uni Eropa masih cukup tinggi.

"Tidak hanya ke pasar Asia, pasar Amerika Latin khususnya pasar Venezuela menjadi pilihan investasi global," katanya.

Sementara pasar saham Indonesia, kata dia, tercatat sebagai bursa saham dengan tingkat keuntungan ke enam tertinggi di dunia dengan keuntungan sebesar 12,8 persen (year to date/ytd), diikuti dengan bursa Korea di regional Asia dengan tingkat keuntungan sebesar 7,24 persen ytd.

"Masuknya dana asing ke pasar modal ini membawa pengaruh positif terhadap penguatan mata uang rupiah yang mengalami penguatan 6,09 persen ytd," ujar dia.

Sementara, kurs tengah Bank Indonesia tercatat mata uang rupiah mengalami penguatan menjadi 8.487 dibanding posisi sebelumnya di posisi 8.460.

(KR-ZMF/A027)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011