Ini tanggung jawab kita semua, masing-masing punya peran
Jakarta (ANTARA) - Ahli dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. DR. dr. Soehartati A. Gondhowiardjo, Sp.Rad (K) Onk.Rad mengatakan bahwa pencegahan kanker bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga perlu peran seluruh masyarakat.
"Ini tanggung jawab kita semua, masing-masing punya peran dan tanggung jawab sebagai komunitas, pasien, keluarga dan sebagainya," ujar Prof. Tati dalam webinar "Dukungan Ekosistem & Psikososial bagi Stake Holder Kanker Di Era Pandemi Covid-19" pada Sabtu.
Staf Medis Senior Departemen Radioterapi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu menegaskan setiap anggota masyarakat bisa berperan dalam memberikan dan menyebarkan informasi mengenai kanker dengan benar.
Baca juga: Zaskia Mecca dan Prilly belajar dari kasus Jupe soal kanker serviks
Menurut dia, tindakan pencegahan terhadap penyakit kanker tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja, dalam hal ini Kementerian Kesehatan, namun hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama.
Untuk membantu memerangi kanker, hal pertama yang paling mudah dilakukan masyarakat adalah meningkatkan informasi dan pengetahuan tentang kanker. Kemudian, bersama-sama membuat agen perubahan untuk meneruskan ataupun menyerukan berbagai kampanye.
"Yang penting apa yang bisa kita lakukan seperti membuat advokasi. Kemudian cegah mitos tentang kanker, karena pasien terlambat datang karena percaya mitos," kata Prof. Tati.
Selain itu, harus ada juga rencana aksi nasional tentang promosi, kepemimpinan, serta berbagai terapi kanker dan lainnya.
Baca juga: IDI sampaikan tiga pilar untuk tanggulangi masalah penyakit kanker
"Kalau bicara pencegahan, maka yang harus kerja itu bukan hanya Kementerian Kesehatan tapi banyak sekali lintas kementerian harus hand in hand. Intinya semua itu harus dilakukan secara multisektoral," ujarnya.
Lebih lanjut Prof. Tati mengatakan bahwa yang terpenting dari pencegahan kanker adalah adanya kesadaran untuk pemeriksaan dini.
Kanker payudara dan kanker serviks adalah yang paling mudah untuk dideteksi. Pada kanker payudara bisa melakukan Sadari atau pemeriksaan payudara sendiri dan untuk kanker serviks bisa dengan papsmear atau IVA.
"Sel serviks itu sangat sederhana bisa terdeteksi dengan papsmear atau IVA untuk mendeteksi kanker mulut rahim secara dini. Ini target WHO untuk menurunkan hingga tidak ada kanker serviks di seluruh dunia," ujar Prof. Tati.
Baca juga: Peraboi: Masyarakat perlu pahami deteksi dini kanker di tubuh
Baca juga: Pola hidup sehat sebagai upaya penting dalam mencegah kanker
Baca juga: POI: 13,7 persen pasien kanker paru-paru bertahan hidup lima tahun
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022