Potensi (ekonomi hijau) di setiap daerah pasti besar.

Banyumas (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto mendukung upaya pengembangan ekonomi hijau (green economy) di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

"Potensi (ekonomi hijau) di setiap daerah pasti besar," kata Kepala KPw BI Purwokerto Rony Hartawan seusai menghadiri puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2022 dan Hari Ulang Tahun Ke-76 Persatuan Wartawan Indonesia Tingkat Kabupaten Banyumas di Baturraden Adventure Forest, Banyumas, Sabtu

Ia mengatakan Bank Indonesia akan sangat concern dengan peningkatan kapabilitas karena pengalaman. "Ini bukan isu bantuan dalam konteks finansial, tapi bagaimana meningkatkan paradigmanya dulu, mindset dari masyarakatnya," katanya.

Baca juga: Bappenas: Aktivitas ekonomi hijau tingkatkan daya saing Indonesia

Dalam hal ini, dia mencontohkan jika masyarakatnya sudah mau mengonsumsi pangan organik secara otomatis akan banyak produsen yang mengembangkan pertanian organik.

Menurut dia, pola pikir masyarakat yang ingin sehat dengan mengonsumsi pangan organik itu yang akan ditumbuhkan oleh BI.

"Jadi, rencananya seperti itu, paralel, bagaimana juga mengembangkan pertanian digital misalkan, digital farming. Sehingga nanti bagaimana perkembangan pertanian itu bisa tidak hanya untuk kebutuhan lokal, bisa juga untuk ekspor," katanya.

Ia mengatakan secara kebetulan saat sekarang sedang Presidensi G20 Indonesia 2022, sehingga banyak kesempatan untuk mengembangkan ekonomi hijau dan itu sudah menjadi keniscayaan.

"Kita harus kembangkan ke situ. Kalau enggak, nanti kita ketinggalan, enggak punya pasar untuk memasarkan produk-produk itu (ekonomi hijau, red.) karena pasar global mintanya barang-barang produksi yang dari green economy," katanya.

Baca juga: OJK sebut industri jasa keuangan merespon positif taksonomi hijau

Bahkan, kata dia, wisata yang berkaitan dengan hutan atau alam juga merupakan bagian dari ekonomi hijau.

Sementara itu saat memberi sambutan dalam acara puncak peringatan HPN 2022 dan HUT Ke-76 PWI Tingkat Kabupaten Banyumas, Rony mengatakan saat sekarang perubahan iklim sudah menjadi keniscayaan.

Selain itu, kata dia, masalah ekonomi hijau yang berkaitan dengan perubahan iklim sebenarnya sudah dibicarakan sejak dahulu.

"Cuma yang namanya manusia, kadang-kadang baru mau bergerak kalau ada kasus. Kita pindah ke transformasi digital gara-gara pandemi. Apakah kita mau bergerak setelah terjadi pemanasan global, terjadi kelangkaan sumber daya, baru mau bergerak," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, Bank Indonesia bersama pemerintah lebih serius memikirkan ekonomi hijau.

Terkait dengan hal itu, dia mengatakan dalam Presidensi G20 Indonesia 2022 dibicarakan tentang bagaimana ekonomi hijau berjalan.

"Ekonomi hijau enggak sembarangan karena nanti negara-negara itu yang menjadi tempat kita ekspor tidak mau lagi terima kalau produknya dari hasil bahan bakar fosil, maunya dari bahan bakar yang green, sehingga otomatis ini terkait dengan perekonomian," katanya.

Rony mengatakan jika ekonomi hijau sudah dilaksanakan sampai tahun 2030 diprediksi bisa meningkatkan penyerapan tenaga kerja hingga 27,9 persen, kemudian penekanan karbondioksida bisa sampai 72 persen, dan ekspor hasil-hasil hutan bisa naik di atas 30 persen.

"Jadi, ekonomi hijau ini bicara konkret, bicara tentang bagaimana pemberdayaan masyarakat, bagaimana perekonomian tumbuh," katanya menegaskan.

Puncak peringatan HPN 2022 dan HUT Ke-76 PWI Tingkat Kabupaten Banyumas yang didukung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto dan PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah itu diisi dengan penanaman tumbuhan kantong semar (Nephentes adrianii) endemik Gunung Slamet serta diskusi konservasi yang mengusung tema "Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Hijau Banyumas yang Kuat, Berkelanjutan, Seimbang, dan Inklusif".

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022