Washington (ANTARA News) - Seorang pria tunawisma melompati pagar Gedung Putih, Selasa (2/8), sehingga memicu kondisi siaga keamanan, tapi segera dihentikan dan ditangkap oleh agen Dinas Rahasia AS.
Dua agen dengan cepat mendekati pria itu sementara senapan mereka ditujukan ke arah pria tersebut saat ia telungkup di Halaman Utara Gedung Putih.
Pria itu, yang diidentifikasi oleh Dinas Keamanan sebagai lelaki tunawisma yang berusia 41 tahun, James Dirk Crudup, dengan cepat ditangkap dan dibawa ke kantor polisi Washington, "tempat ia akan menghadapi tuntutan masuk secara tidak sah", kata juru bicara Dinas Rahasia Edwin Donovan kepada AFP, yang dipantau ANTARA di Jakarta, Rabu.
Ia juga akan dituntut karena menghina pengadilan, kata Donovan, karena ia diduga melanggar larangan mendekati Gedung Putih.
Beberapa kendaraan polisi diparkir di luar gerbang Gedung Putih dengan lampu menyala, dan personel keamanan terlihat berpatroli di kompleks itu, termasuk beberapa personel yang memakai pelindung dan membawa senjata otomatis.
Wartawan yang bertugas di Gedung Putih diminta meninggalkan halaman tersebut dan podium tempat wartawan televisi menunggu untuk mengambil gambar --prosedur standar apabila terjadi pelanggaran keamanan.
Seorang wartawan AFP melihat beberapa agen keamanan sambil membawa senjata mereka, termasuk satu orang di atap sambil mengintai melalui teropongnya.
Donovan mengatakan tersangka membawa tas punggung yang disita dan diperiksa.
Tanda keadaan aman dikeluarkan sekitar 90 menit setelah kejadian tersebut.
CNN melakukan pengambilan gambar langsung dari podium di luar ruangan, dan menayangkan gambar seorang pria sedang ditangkap di rumput dan kemudian di bawa meninggalkan Halaman Utara di bagian Pennsylvania Avenue dari bangunan mewah itu, tempat wisatawan berkumpul untuk mengambil gambar.
Protes di luar gerbang Gedung Putih rutin digelar dan telah berlangsung Selasa pagi, tapi tidak jelas apakah Crudup adalah salah seorang pemrotes atau tidak.
Pelanggaran keamanan yang melibatkan seseorang yang melompati pagar Gedung Putih telah beberapa kali terjadi dalam beberapa tahun belakangan. Tapi jarang ada ancaman besar terhadap presiden yang muncul dari peristiwa semacam itu.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011