Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) Sarwoto Atmosutarno mengatakan Presidensi G20 Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai ajang belajar dan kolaborasi mengenai konektivitas dan pemulihan pasca-pandemi COVID-19.
"Gunakan kesempatan ini untuk sharing dan kolaborasi. Apa yang menurut kita telah berhasil, ayo sharing ke negara lain. Sementara apa yang kita rasa masih kurang, ayo kita berkolaborasi dengan negara lain, kita belajar dari mereka," kata Sarwoto saat sesi diskusi secara virtual, Jumat.
Baca juga: Peneliti: Presidensi G20 RI percepat transformasi digital
"Misalnya, kita bisa loh membina Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk mer-recover ekonomi kita dan berhasil. Ayo kita sharing. Di Eropa pun ada namanya Small and Medium Enterprise (SME), saya rasa konsepnya sama bagaimana mereka memanfaatkan platform digital. Ayo kita kolaborasi," lanjut dia.
Sarwoto menambahkan, pemanfaatan G20 sebagai ajang belajar dan kolaborasi mengenai konektivitas dan pemulihan pasca pandemi juga dapat dilakukan di sektor pemerintahan.
Diketahui, saat ini pemerintah memiliki program e-government yang menjadi upaya untuk menyelenggarakan pelayanan pemerintah secara elektronik dengan memanfaatkan teknologi informasi.
"Pemerintah punya program e-government yang didorong untuk memanfaatkan konektivitas. Nah, kita cari di dalam G20, negara-negara mana saja yang sudah efektif dalam melaksanakan e-government," ujar Sarwoto.
Baca juga: Konektivitas digital solusi bangkit dari pandemi
"Orkestrasi ini bukan hanya di Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), tapi juga harus ke kementerian lain, ayo bersama-sama, mana yang kita sudah jago, kita share, dan mana yang masih kurang, ambil ilmunya dari tempat lain," tegasnya.
Dalam Digital Economy Working Group (DEWG) Presidensi G20 Indonesia tahun 2022, Kementerian Kominfo membawa tiga isu prioritas. Konektivitas dan pemulihan pasca pandemi COVID-19 (Connectivity and Post COVID-19 Recovery) menjadi isu pertama yang diangkat.
Isu kedua berkaitan dengan literasi digital dan keterampilan digital (Digital Skills and Digital Literacy) untuk mendukung pemulihan pascapandemi.
Sedangkan isu ketiga adalah arus data lintas batas negara (Cross Border Data Flow and Data free Flow with Trust) yang akan membahas tata kelola arus data lintas batas negara.
Baca juga: Kominfo ajak pemangku kepentingan konsolidasi isu digital nasional
Baca juga: Kominfo kerja sama lintas sektor bahas tiga isu digital di DEWG G20
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022