Kami optimis pasar akan kembali bergairah karena pelaku akan kembali melakukan aksi beli saham tersebut.
Jakarta (ANTARA News)- Saham industri tambang batubara, Bumi Resources di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa pagi diburu pelaku pasar karena harganya yang masih rendah, karena selama bulan lalu investor harganya stagnan, meski belum ada isu positif dari individual.

Analis PT First Asia Capital, Ifan Kurniawan di Jakarta, Selasa mengatakan, para investor secara kolektif membeli saham Bumi setelah selama satu bulan penuh harganya berkisar antara Rp2.950 hingga Rp3.125 per saham.

Harga saham Bumi berhasil ditransaksikan sebanyak 40,76 juta uni senilai Rp128,62 miliar dengan kurs naik Rp75 menjadi Rp3.200 per saham, katanya.

Ifan Kurniawan mengatakan, perburuan saham industri tambang tersebut mampu menahan kemerosotan indeks harga saham gabungan, karena pelaku pasar cenderung melakukan aksi lepas sejumlah saham lainnya.

Hal ini menunjukkan bahwa pasar saham Indonesia masih potensial untuk digarap lebih jauh karena masih dapat memberikan imbal hasil yang lebih tinggi, katanya.

Selain itu, lanjut dia saham industri telekomunikasi, Telkom juga diminati pelaku pasar, meski indeks BEI merosot karena aksi lepas pasar lebih tinggi.

Saham Telkom di BEI terjadi transaksi sebanyak 12,08 juta unit pada kurs akhir Rp7.050 atau naik Rp50 per saham dengan nilai transaksi sebesar Rp91,27 miliar.

Aksi beli pelaku pasar terhadap saham itu, karena kinerja keuanganya dari kuartal per kuartal mengalami kenaikan cukup baik, katanya.

Menurut dia, Indonesia masih merupakan tempat investasi asing, meski krisis global yang mengkhawatirkan mulai berkurang, setelah Kongres AS menyetujui permintaan pemerintah untuk menaikkan pagu utangnya.

Persetujuan kongres AS mendorong dolar AS di pasar global mengalami kenaikan sehingga menekan pergerakan saham di BEI yang bergerak turun.

Sementara itu analis PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova mengatakan, koreksi terhadap indeks yang relatif kecil hanya tiga poin lebih menunjukkan pasar saham Indonesia masih menarik.

"Kami optimis pasar akan kembali bergairah karena pelaku akan kembali melakukan aksi beli saham tersebut, " ucapnya.

(H-CS)


Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011