Sumatera Barat (ANTARA) - Medan jalan di perkebunan kelapa sawit yang penuh tantangan membuat Tim Sumatra Tribute harus berjuang hampir 20 jam untuk mencapai base camp (BC) Sitiung di kawasan Bukit Betabuh, Sitiung, Dharmasraya, Sumatera Barat, Kamis.
"Jalannya sempit, kanan maupun kiri jurang," kata Matu Adam, pengemudi Range Rover ST (Sumatra Tribute) 003.
Tim Sumatra Tribute adalah para offroader yang melakukan napak tilas petualangan legendaris offroad Camel Trophy di Sumatra tahun 1981
Jalan di kawasan Sitiung ini melingkar-lingkar di dinding perbukitan, naik dan turun, serta banyak tikungan tajam. Rute ini disebut Jalur Kanan.
Tidak hanya posisinya yang ekstrem, di bagian yang datar di mana air terjebak, mobil-mobil dihadang kubangan lumpur. Belum lagi bila jalan itu "hilang" karena sudah kembali dikuasai bakal hutan, di mana semak paku-pakuan tumbuh lebat menutup badan jalan.
"Pada tahun 1980an, saat dilewati Camel Trophy, kawasan ini masih hutan lebat," kata Bujang, navigator di mobil ST 010.
Rute yang berat itu membuat peserta berjatuhan. Ada mobil yang gardannya bergeser karena pen baut U patah, ada yang as kopel gardan belakang patah, dan beberapa kerusakan lain pada sistem pengereman dan persneling.
"Maka itu kami istirahat di BC Sitiung, istirahat dan melakukan perbaikan," kata trip director Greefion Kamil.
Perjalanan ke Sitiung dimulai dari Muara Bungo, Jambi, pada Rabu malam. Hujan yang turun rintik-rintik membasahi jalan yang berdebu malam tu menjadi penyegar cuaca panas.
Setelah berjuang hampir 20 jam, pada pukul 5 sore seluruh anggota rombongan dari 3 grup, Alfa, Bravo, Charlie, sampai di BC Sitiung. Masing-masing menyiapkan makanan dan tempat istirahat.
"Bersyukur juga cuaca tidak hujan lebat," kata M Senut, pengemudi ST 055.
Rute yang ditempuh Tim Sumatra Tribute mengulang kembali rute petualangan offroad Camel Trophy di Sumatra tahun 1981. Saat itu rute dari Medan ke Jambi ditaklukkan oleh 5 Range Rover dan 8 Toyota Land Cruiser sebagai tim pendukung.
"Seluruh peserta dari Jerman Barat," cerita Saeful Hasyim, Ketua Panitia.
Petualangan bermobil selama 20 hari lebih itu pun menjadi legenda, terutama di kalangan penggemar otomotif dan para penggiat kegiatan alam bebas di seluruh dunia.
"Antara lain karena dokumentasi mereka bagus sekali," kata Saeful.
Foto dan video dari perjalanan Camel Trophy yang menampilkan perjuangan setiap tim menghadapi tantangan dari alam dan mesin terlihat dramatis dan memberi kesan mendalam akan perjuangan mencapai tujuan dan persaudaraan yang terbentuk selama perjalanan.
Baca juga: Accelera ramaikan "Camel Trophy" Land Rover Club Indonesia
Baca juga: Mobil Land Rover paling langka di dunia ada di Indonesia
Baca juga: Sumatra Tribute melintas di Muara Bungo
Pewarta: Novi Abdi
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2022