Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani memastikan penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) pada 2022 akan sesuai dengan standar protokol kesehatan Indonesia dan negara penempatan.

"Tentu mereka nanti saat akan berangkat melalui prokes yang sudah kita tetapkan, sejak dari kampung ke tempat karantina yang kita siapkan harus memenuhi standar prokes," ujar Kepala BP2MI Benny ketika berbicara kepada media usai acara kick off Penempatan Perawat Program Goverment to Goverment (G to G) di Jerman Tahun 2022 di Jakarta, Kamis.

Baca juga: BP2MI sebut 2022 jadi tahun penempatan PMI khususnya skema "G to G"

Baca juga: BP2MI: Indonesia siap tempatkan PMI perawat ke Jerman lewat "G to G"

Benny juga memastikan tenaga kerja Indonesia yang akan dikirim ke Jerman pada 2022 lewat skema pemerintah G to G selama masa karantina sebelum keberangkatan harus menjalaninya dengan standar protokol kesehatan.

Standar prosedur yang ditetapkan, tegasnya, akan mengikuti standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan BP2MI sudah berkolaborasi dengan Satuan Tugas Penanganan COVID-19.

Dia memperingatkan kepada para calon PMI untuk terus menerapkan protokol kesehatan, mengingat status negatif COVID-19 menjadi salah satu syarat keberangkatan.

"Saya selalu tekankan jaga kesehatan, lindungi diri. Jangan sampai menjelang berangkat dinyatakan positif kemudian itu menggagalkan harapan dan mimpi indah bekerja ke luar negeri," tegasnya.

Baca juga: LaNyalla minta pemerintah perketat mekanisme pengiriman pekerja migran

Kepala BP2MI Benny sebelumnya pada hari ini secara resmi membuka dimulainya penempatan PMI perawat untuk bekerja di Jerman dalam skema G to G yang dimulai pada 2022.

Penempatan perawat ke Jerman rencananya dilakukan pada semester II tahun ini dengan jumlah perawat yang dikirim sebanyak 200 orang, berasal dari 25 provinsi. Saat ini para calon PMI sedang menjalani pelatihan bahasa Jerman.

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022