Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 meminta Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah untuk memasifkan kembali rasio pengujian (testing) COVID-19 karena masih di bawah angka nasional.
"Jawa Timur dan Jawa Tengah termasuk dalam kelompok yang rasio testingnya masih di bawah angka nasional," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Ia mengemukakan, rasio testing di Jawa Timur adalah lima orang dari 1.000 orang di tes (5:1.000), sementara di Jawa Tengah angkanya tergolong masih sangat rendah yaitu dua dari 1.000 orang di tes.
Saat ini, Wiku mengatakan, rasio testing nasional adalah tujuh dari 1.000 orang atau sudah melebihi standar WHO, yaitu satu dari 1.000 orang.
Baca juga: Kemenkes: Lonjakan COVID-19 dipengaruhi testing dan tracing
Wiku menyampaikan, setidaknya ada 22 provinsi yang rasio testing-nya masih di bawah rasio testing nasional. Pemerintah daerah di 22 provinsi itu, terutama Jawa Timur dan Jawa Tengah diminta untuk kembali memasifkan testing.
"Jangan sampai data yang dilaporkan lebih kecil dari kondisi kasus sebenarnya dan berimbas pada penentuan kebijakan yang kurang sesuai dengan situasi riil di lapangan," tuturnya.
Dalam kondisi pandemi, Wiku mengatakan, testing menjadi tolak ukur tunggal penentuan diagnostik sebuah penyakit.
Ia menambahkan, testing juga merupakan penentu mobilitas yang aman, karena hanya dengan itu (testing) masyarakat dapat mengenali orang yang positif.
"Pengawasan terhadap status positif pelaku perjalanan harus betul-betul dilakukan baik pada fasilitas transportasi jarak jauh, seperti pesawat, kapal, dan berbagai transportasi darat maupun penggunaan PeduliLindungi sebagai 'screening' (penapisan) aktivitas dan mobilitas jarak dekat," katanya.
Baca juga: Kemenkes dorong masyarakat dites sebab Omicron bisa mematikan
Baca juga: Kemenkes: Kunci cegah klaster Omicron hanya lewat testing dan tracing
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022