"Situasi sekarang sudah aman dan terkendali. Jadi sudah kondusif, karena Polda juga membantu dengan menurunkan satu pleton Brimob," kata Anton di Jakarta, Senin.
Saat ini seluruh personel Polsek Ilaga dan anggota Brimob yang diturunkan, masih melakukan penjagaan di sekitar wilayah bentrokan, Kantor Polsek Ilaga dan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat, ujarnya.
"Pertikaian diawali pembakaran kediaman Elvis Tabuni, satu mobil dinas DPRD dan satu unit rumah," kata Anton.
Elvis Tabuni adalah Ketua DPRD Kabupaten Puncak, Papua yang juga maju dalam Pilkada Kabupaten Puncak.
Selanjutnya, disusul dengan bentrokan antara kelompok pendukung Elvis Tabuni dengan kelompok Simon Alom., karena kelompok Elvis Tabuni menuding pembakaran tersebut dilakukan oleh pihak kelompok pendukung Simon Alom.
"Bentrokan itu mengakibatkan 13 orang meninggal dari pihak pendukung Elvis Tabuni dan empat orang meninggal dari pihak pendukung Simon Alom," kata Anton.
Dua kelompok warga di Kabupaten Puncak, Papua, terlibat bentrokan di Kampung Kimak, Distrik Ilaga mengakibatkan 17 orang tewas karena terkena panah dan lemparan batu.
Bentrokan yang terjadi pada Sabtu (30/7) pukul 14.00 WIT hingga Minggu (31/7) pukul 06.00 WIT itu, kedua kelompok warga saling serang dengan menggunakan batu dan panah.
Menurut informasi, bentrokan tersebut bermula pada Sabtu (30/7) sekitar pukul 14.00 WIT, Simon Alom yang mendaftar di KPU sebagai bakal calon Bupati Kabupaten Puncak, namun berkasnya di tolak karena partai pengusung Simon Alom bersama Elvis Tabuni sebagai Ketua Partai Gerindra pengusung Simon Alom mencabut dukungannya.
Akibat dari itu, massa pendukung Simon Alom marah dan menyerang kelompok Elvis Tabuni sehingga menyebabkan bentrok antara dua kelompok tersebut. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011