Yogyakarta (ANTARA News) - Kota Yogyakarta pada Juli 2011 mengalami inflasi sebesar 0,90 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya 0,26 persen.

"Inflasi yang dialami Kota Yogyakarta pada Juli 2011 itu naik sekitar 0,64 persen dibandingkan dengan Juni 2011," kata Kepala Badan Pusat Statitik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Dyan Pramono Effendi di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, hal itu dipicu oleh kenaikan indeks semua kelompok pengeluaran, seperti kelompok bahan makanan naik 2,53 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,76 persen), kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,45 persen).

Selanjutnya, kelompok sandang naik sebesar 0,74 persen, kelompok kesehatan (0,01 persen), kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga (1,12 persen), dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,27 persen).

Ia mengatakan, komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberi andil positif terhadap inflasi, antara lain beras naik 10,43 persen dengan andil sebesar 0,35 persen, daging ayam ras (10,01 persen) dengan andil 0,12 persen.

Selain itu, jeruk naik sebesar 17,29 persen dengan memberikan andil 0,11 persen, biaya sekolah TK (21,06 persen) dengan andil 0,09 persen.

Namun demikian, ada beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat laju inflasi, di antaranya bawang putih turun 38,23 persen dengan memberikan andil -0,18 persen, bayam (13,86 persen) dengan andil -0,03 persen.

Selanjutnya, pepaya dan cabai rawit masing-masing turun 5,99 persen dan 22,87 persen dengan memberikan andil masing-masing -0,02 persen.

"Dari 66 kota yang dihitung angka inflasinya pada Juli 2011, Kota Manokwari mengalami inflasi tertinggi sebesar 2,56 persen, sedangkan inflasi terendah dialami Kota Banjarmasin sebesar 0,03 persen," katanya.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011