Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha mengatakan, pemerintah masih perlu melakukan verifikasi terhadap semua data dan laporan terkait konflik di Papua, terutama konflik terkait Pilkada di di Kampung Kimak, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, yang menewaskan 17 orang beberapa waktu lalu.

"Kami masih perlu memverifikasi insiden itu," kata Julian ketika ditemui di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.

Menurut dia, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Djoko Suyanto, sudah melakukan beberapa langkah untuk mengatasi hal itu.

Julian menjelaskan, semua hasil investigasi di lapangan akan dilaporkan kepada pihak-pihak yang memiliki otoritas untuk kemudian dilaporkan kepada Presiden Yudhoyono melalui Menko Polhukam.

"Saya kira Menko Polhukam akan memberikan penjelasan terkait insiden," kata Julian.

Dua kelompok warga di Kabupaten Puncak, Papua, terlibat bentrokan di Kampung Kimak, Distrik Ilaga mengakibatkan 17 orang tewas karena terkena panah dan lemparan batu. Bentrokan terjadi pada Sabtu (30/7) pukul 14.00 WIT hingga Minggu (31/7) pukul 06.00 WIT.

Menurut informasi, bentrokan tersebut bermula pada Sabtu (30/7) sekitar pukul 14.00 WIT, ketika berkas Simon Alom yang mendaftar di KPU sebagai bakal calon Bupati Kabupaten Puncak, ditolak. Penolakan itu disebabkan karena DPC Partai Gerindra menarik dukungan terhadap Simon.

Akibatnya, massa pendukung Simon Alom marah dan menyerang kelompok DPC Partai Gerindra.

Insiden juga terjadi di Jayapura. Tiga orang penduduk sipil, warga Jayapura dan satu anggota TNI tewas ditembak dan dibacok oleh sekelompok orang tak dikenal di sekitar Kampung Nafri pada Senin dini hari sekitar 03.15 WIT.

Dari pantauan ANTARA Jayapura di Rumah Sakit Abepura, sebanyak lima orang sedang mendapat pertolongan dari tim dokter, sedangkan empat orang lainnya yang tewas, yakni pratu Don Keraf anggota 756, Sardi, supir warga Koya Timur, dan sepasang suami-istri, Wisman dan Titin.

Siti Aminah (43) warga Koya Timur, distrik Muara Tami salah satu saksi korban yang sempat diwawancara ANTARA di RS Abepura, mengatakan kejadian tersebut begitu cepat.

"Saya duduk paling depan diantara supir dan temanya, tiba-tiba terdengar suara keras seperti bunyi tembakan tepat disamping pintu depan taxi," katanya yang terlihat masih sok akibat kejadian tersebut.

Sementara itu, Polresta Jayapura Kota dibantu anggota Brimob dan TNI telah melakukan penyisiran di sekitar TKP.

Dari informasi yang dihimpun ANTARA, penembakan disertai pembacokan tersebut selain mengakibatkan empat orang tewas, tujuh orang lainnya masih dirawat secara intensif, lima orang dirawat di RS Abepura dan dua lainnya di RS Bhayangkara.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011