Ini tentu tidak secepat yang bisa kita harapkan, karena tergantung dari sentimen yang tergantung pada keberhasilan negara-negara itu semua mengendalikan kondisi pandemi
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu menyebut kebijakan travel bubble yang diterapkan selama perhelatan ajang MotoGP dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah wisata seperti Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Ini tentu tidak secepat yang bisa kita harapkan, karena tergantung dari sentimen yang tergantung pada keberhasilan negara-negara itu semua mengendalikan kondisi pandemi," kata Febrio dalam Taklimat Media secara daring yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Untuk memastikan keamanan perhelatan MotoGP, pemerintah menerapkan kebijakan travel bubble melalui kesepakatan dengan beberapa negara dengan kasus positif COVID-19 yang rendah.
Warga negara tersebut diperbolehkan masuk ke Indonesia tanpa melakukan isolasi setelah dipastikan tidak terjangkit COVID-19.
Baca juga: Satgas tak wajibkan pembalap-ofisial MotoGP Mandalika jalani karantina
"Dengan saling percaya dan travel bubble tersebut bisa tercipta, terjadi perjalanan yang harapannya bukan hanya untuk turis tapi juga bisnis. Ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan aktivitas travel," imbuhnya.
Beberapa wilayah mengalami pemulihan ekonomi yang relatif lebih lambat karena bergantung pada sektor pariwisata, misalnya Bali. Pada 2021 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Bali dan Nusa Tenggara hanya tumbuh 0,07 persen year on year.
Ia mengatakan saat ini wisatawan domestik telah mulai kembali melancong ke Bali, tetapi jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung masih sedikit.
"Memang dalam waktu ke depan harus kita pastikan pandemi COVID-19 terkendali dengan baik, sentimen negatif untuk wisatawan mancanegara kita kelola dengan baik," ucapnya.
Baca juga: SE Bebas Visa Kunjungan atur ketentuan wisatawan Singapura ke Bintan
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022