"Ekonomi triwulan I-2022 akan tumbuh relatif tinggi. Kami percaya penuh bahwa pemerintah akan maksimal mengatasi Omicron secara cepat," ujar Perry dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Februari 2022 di Jakarta, Kamis.
Dengan demikian, Bank Sentral akan terus mendukung berbagai upaya pemerintah dan menyerukan agar seluruh masyarakat bisa mematuhi secara baik protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
Menurut dia, hal tersebut sebagai upaya bersama untuk segera mengatasi varian Omicron, melindungi masyarakat, memulihkan kesehatan, dan memulihkan ekonomi.
COVID-19 varian Omicron akan memberi dampak kepada perekonomian terutama pada bulan Februari 2022, yang mana puncaknya kemungkinan akan terjadi dalam beberapa minggu ke depan.
"Kemudian akan menurun tentu saja semuanya berdasarkan upaya yang ditempuh oleh pemerintah melalui vaksinasi dan kepatuhan protokol kesehatan oleh masyarakat," ucap dia.
Maka dari itu, Perry berharap mobilitas masyarakat yang saat ini menurun karena peningkatan kasus COVID-19 akibat varian Omicron akan segera membaik setidaknya pada bulan Maret hingga akhir tahun ini.
Secara keseluruhan tahun, BI memproyeksikan ekonomi akan tumbuh membaik dalam rentang 4,7 persen sampai 5,5 persen, yang didukung peningkatan konsumsi masyarakat dengan peningkatan mobilitas pasca gelombang varian Omicron, kenaikan ekspor dan investasi, serta dukungan stimulus fiskal dari pemerintah dan stimulus moneter dari BI.
Baca juga: Bank Indonesia kembali pertahankan suku bunga acuan sebesar 3,5 persen
Baca juga: BI: Pengembangan UMKM perlu didukung penguatan basis data
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022