Liwa, Lampung (ANTARA News) - Perlitasan satwa liar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) jalur lintas barat melalui Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung, mengancam keselamatan pengendara kendaraan bermotor di kawasan itu.

"Jalur perlintasan satwa yang berada di Lampung Barat menjadi pemicu kecelakaan lalu lintas, sebab kemunculan satwa liar tersebut mengejutkan pengendara dan rawan terjadinya kecelakaan di jalan raya," kata pengendara dari Bandarlampung, Hendra (36) di Liwa, Minggu.

Dia menjelaskan, perlintasan satwa liat menjadi ancaman terbesar bagi pengendara yang melintasi di jalur lintas barat (Jalinbar).

Menurut dia, kawanan satwa liar kerap menampakkan diri di jalur lintas barat pada malam hari membuat keselamatan pengendara semakin terancam bila melintasi jalan negara tersebut.

"Saat melintasi jalan nasional pada malam hari, saya kerap khawatir, sebab beberapa kali satwa liar seperti gajah dan beruang melintas dan berhenti di tengah jalan, membuat jalan lintas tersebut terganggu, selain itu satwa liar tersebut kerap mengamuk, sehingga nyawa pengendara terancam," kata dia.

Dia mentakan, beberapa lokasi perlintasan satwa liar minim sarana pos pengamanan, membuat pengendara semakin takut melintasi jalur lintas barat pada malam hari.

"Saya berharap agar pemerintah dapat mengefektifkan pos pengamanan satwa, terutama yang berada di jalur lintas barat, sehingga saat satwa liar tengah melakukan perlintasan dapat terpantau dan keselamatan pengendara dapat terjamin," katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II, Achmad Sutardi, di Bengkunat, mengatakan pengendara jalur lintas barat dapat mewaspadai adanya satwa liar yang kerap muncul di jalan negara.

"Tidak bisa dipungkiri, bahwa jalan negara berada di jantung Taman Nasional Bukit Barisan Selatan menjadi perlintasan satwa liar, dan kondisi ini harus diperhatikan pengendara agar dapat mengatur laju kendaraan, sehingga potensi terjadinya kecelakaan akibat satwa liar tersebut dapat dicegah," kata dia.

Menurut dia, minimnya petugas membuat beberapa titik akses perlintasan satwa tidak terpantau, sehingga di butuhkan perhatian pemerintah pusat.

Kondisi yang tejadi, lanjut Achmad, perlu dicermati oleh pengendara yang melintas agar mengontrol laju kendaraan saat memasuki kawasan hutan, sehingga satwa yang melakukan perlintasan tidak terganggu.

"Himbauan terus digencarkan petugas, agar pengendara dapat mewaspadai satwa liar di jalan negara ini, sehingga satwa tersebut tidak terbunuh dan keselamatan dapat terjaga, selain itu, sosialisasi yang diberikan tersebut, sebagai langkah petugas untuk menekan terbunuhnya satwa di jalan negara, sehingga populasi beberapa jenis satwa dapat terjaga," kata dia lagi.

Dikatatakan dia , pengendara dapat menjauh saat kawanan satwa tengah melakukan perlintasan, sehingga potensi terjadinya konflik dapat terhindarkan.

"Saya berharap agar pengendara dapat memperhatikan imbauan dan rambu yang telah diberikan petugas, sehingga potensi terjadinya kecelakaan akibat satwa liar dapat terhindarkan," katanya.(*)

(ANT-049/Y008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011