Samarinda (ANTARA News) - Polresta Samarinda, Kepolisian Daerah Kalimantan Timur (Polda Kaltim), menetapkan tersangka pada seorang wanita yang telah melakukan penistaan agama dengan cara menginjak dan meludahi ayat suci Al Quran.

Kasat Reserse Kriminal Polresta Samarinda, Komisaris Arif Budiman, kepada wartawan, Sabtu menyatakan wanita berisial Kr tersebut dijerat pasal 165 KUHPidana tentang penistaan agama.

"Setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan pelaku akhirnya kami tetapkan tersangka dan dijerat pasal 165 KUHPidana tentang Penistaan Agama," ungkap Arif Budiman.

Kasus penistaan agama yang dilakukan Kr itu terungkap berdasarkan laporan warga pada Jumat (30/7).

Kepada polisi, warga tersebut mengaku melihat Kr menginjak dan meludahi ayat suci Al Quran ketika tengah melakukan prosesi pengobatan di rumahnya di Jalan Kesejahteraan, Samarinda Utara.

Bahkan, warga tersebut juga mengatakan, Kr sempat juga mengaku sebagai keturunan seorang wali.

"Dalam pemeriksaan, Kr memang mengakui melakukan perbuataan penistaan agama baik sikap maupun secara lisan. Peristiwa itu berlangsung tiga hari lalu kemudian dilaporkan warga kemarin (Jumat). Dia juga mengaku sebagai keturunan wali namun menurut keterangan Kr hal tersebut dilakukan diluar kesadarannya," kata Arif Budiman.

Selain menangkap Kr, polisi juga lanjut Arif Budiman menyita barang bukti Al Quran.

"Kami masih terus mengembangkan penyidikan ini untuk mengungkap motif sebenarnya penistaan agama yang dilakukan tersangka," katanya.

Ditanya kemungkinan Kr mengalami gangguan jiwa, Arif Budiman mengaku saat menjalani pemeriksaan kondisinya sehat.
"Selama pemeriksaan kondisi pisik maupun kejiwaan Kr terlihat sehat. Jadi, tidak perlu dilakukan pemeriksaan kejiwaan," ungkap Arif Budiman.

Ditemui di Polresta Samarinda Sabtu sore, Kr mengaku menginjak dan meludahi Al Quran saat melakukan prosesi pengobatan terhadap seorang warga.

"Seperti ada bisikan yang menyuruh saya melakukan hal itu, Jadi, semua itu terjadi diluar kesadaran saya," kata Kr yang mengaku sebagai warga Kota Tarakan, Kaltim.

Ditanya terkait pengakuannya sebagai keturunan wali, Kr yang juga dikenal kerap melakukan pengobatan itu juga membantah dan semua hal yang dilakukan tersebut berdasarkan bisikan ghaib.

"Saya tidak tahu karena semua itu terjadi akibat adanya suara ghaib yang menyuruh saya [erbuatan itu termasuk mengaku sebagai keturunan wali," demikian Kr. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011